KOMPAS.com - Tanggul Sungai Tuntang di Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, kembali jebol pada Minggu (9/3/2025) pagi.
Jebolnya tanggul sekitar pukul 06.30 WIB ini menyebabkan air sungai meluap dan menerjang permukiman serta persawahan warga seperti air bah.
Akibat peristiwa ini, jalur utama Mintreng putus karena terendam air bercampur lumpur, sehingga akses transportasi warga terganggu.
Ini merupakan kali keempat tanggul tersebut jebol sepanjang tahun 2025, setelah kejadian serupa pada 21 Januari dan pertengahan Februari lalu.
Baca juga:
Banjir kali ini diduga disebabkan oleh meningkatnya volume air di Sungai Tuntang. Warga sebelumnya sudah khawatir sejak Sabtu malam (8/3/2025), setelah mendapatkan informasi bahwa air di Bendungan Glapan mencapai 2020 cm, yang masuk dalam kategori status awas.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Baturagung, Sudarmanto, mengungkapkan bahwa jebolnya tanggul dimulai dari luberan kecil yang semakin membesar hingga akhirnya longsor dan menyebabkan tanggul runtuh.
“Pagi sekitar jam 06.00 WIB terjadi luberan kecil yang semakin membesar, kemudian terjadi longsor dan jebol di tanggul. Jebol satu titik, yaitu di tanggul kritis yang terkikis banjir sebelumnya yang sampai saat ini belum diperbaiki,” ungkapnya kepada TribunJateng, Minggu (9/3/2025).
Banjir ini merendam sekitar 600 rumah warga dan ratusan hektar sawah yang berada di sekitar lokasi. Warga yang terdampak mulai mengungsi ke rumah saudara, musala, serta masjid sejak tadi malam.
Baca juga: Jalur Rel Grobogan Ditutup Imbas Banjir, Ini Kereta yang Terdampak
“Kami juga heran kenapa perbaikan terkesan lambat. Sudah satu setengah bulan perbaikan belum usai dan yang dikhawatirkan terjadi lagi, benar-benar terjadi,” tambah Sudarmanto.
Selain merendam permukiman dan sawah, jebolnya tanggul juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, seperti jalan desa yang terendam lumpur dan fasilitas umum yang tidak bisa digunakan.
BPBD Kabupaten Grobogan melaporkan bahwa akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang, sebanyak 16 desa di 7 kecamatan terdampak banjir. Wilayah-wilayah yang terkena dampak di antaranya:
Banjir yang meluas ini menyebabkan aktivitas warga lumpuh. Banyak rumah yang tidak bisa ditempati, dan para petani mengalami kerugian karena sawah mereka terendam air.
Baca juga:
Jebolnya tanggul Sungai Tuntang juga berdampak pada transportasi kereta api. Jalur rel antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati harus ditutup sementara akibat luapan air sejak Minggu (9/3/2025) pukul 05.27 WIB.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menyebut bahwa dua jalur kereta api di lokasi terdampak sudah tertutup luapan air yang mengalir deras.
“Sehingga perjalanan KA, khususnya yang melewati jalur dari Semarang menuju Surabaya maupun sebaliknya, akan terganggu,” ujarnya.