KOMPAS.com - SMAN 1 Bukateja Purbalingga Jawa Tengah menjadi sorotan setelah video yang memperlihatkan dua guru bergandengan tangan saat menghadapi demonstrasi siswa, beredar luas di media sosial.
Seorang guru perempuan dan guru laki-laki itu terlihat bergandengan tangan di depan para siswa yang berdemonstrasi menuntut penjelasan mengenai keterlambatan finalisasi penginputan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
"Ayah dan anak atau suami dan istri. Saya melihatnya kurang elok. Berdiri bersisian tapi harus pegangan tangan seperti mau menyebrang saja," tulis salah satu warganet yang mengomentari unggahan video guru bergandengan tangan di Instagram @hsssupri.
Baca juga: Dedi Mulyadi Larang Guru Jual LKS dan Seragam: Jangan Cari Penyakit
Menanggapi video viral tersebut, Kepala SMAN 1 Bukateja, Purwito, memberikan klarifikasi mengenai kejadian yang sebenarnya.
Menurut Purwito, kejadian itu berlangsung pada Rabu (5/2/2025), saat 140 siswa berdemonstrasi menuntut penjelasan mengenai keterlambatan finalisasi penginputan PDSS.
Keterlambatan sekolah mengisi PDSS itu mengakibatkan para siswa gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dalam rangka Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2025.
Dalam video yang beredar, guru Bimbingan Konseling (BK) berinisial LT tampak berusaha berkomunikasi dengan siswa yang sedang menyampaikan protes.
Purwito menjelaskan bahwa LT merupakan guru BK yang terlibat dalam kepanitian SNPMB di sekolah.
"Ibu guru yang ada di video itu mengampu mapel Bimbingan Konseling (BK) sehingga terlibat banyak dalam kepanitian SNPMB di sekolah," kata Purwito saat dihubungi 优游国际.com, Sabtu (8/2/2025).
Salah satu tuntutan siswa dalam aksi tersebut adalah untuk bertemu dengan guru BK.
Oleh karena itu, LT keluar menemui para siswa guna memberikan penjelasan.
Namun, karena situasi yang cukup menegangkan dan dihadapi sendirian, LT didampingi oleh dua guru senior, yaitu Pak Dodo dan Ibu Sulis.
"Ibu guru BK itu masih sangat muda, statusnya masih guru bantu dan baru dua bulan bertugas di SMA Bukateja, jadi wajar kalau mentalnya belum tangguh menghadapi kondisi semacam itu," ungkap Purwito.
Menurutnya, LT mengalami kepanikan ketika berhadapan dengan ratusan siswa yang marah.
"Saking takutnya menghadapi siswa, tubuh LT sampai gemetar dan keluar keringat dingin," ujar Purwito.