KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mendatangi kawasan wisata Hibisc Fantasy di Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (7/3/2025).
Kedatangannya kali ini untuk memastikan proses pembongkaran tempat wisata yang bermasalah itu berjalan sesuai rencana.
Tak sekadar meninjau, pria yang akrab disapa Kang Dedi ini juga menyempatkan diri berkeliling ke dalam area Hibisc Fantasy. Saat menyusuri lokasi, ia dibuat terkejut dengan kondisi di dalamnya.
Salah satu temuan yang membuat Kang Dedi syok adalah keberadaan sungai alami di dalam kawasan Hibisc Fantasy.
Ia pun langsung memahami alasan di balik banjir yang kerap terjadi di wilayah Puncak, yang diduga akibat aliran sungai dari hulu tertahan oleh bangunan beton.
Baca juga:
"Ini sungai asli bukan?" tanya Kang Dedi, seperti dikutip dari tayangan YouTube iNews TV.
"Asli pak. Kalau dulu kan kecil," jawab seorang pria yang diduga pegawai Hibisc.
Mendengar jawaban itu, Kang Dedi pun menyimpulkan bahwa aliran air yang seharusnya mengalir dengan lancar kini tertahan, menyebabkan limpahan air ke wilayah sekitar.
"Oh berarti harusnya air jatuh ke sini. Sekarang karena ditutup, airnya jatuh blek ke situ (wilayah Puncak)," ungkapnya.
Selain temuan sungai yang tertutup, perhatian Kang Dedi juga tertuju pada sebuah titik di kawasan Hibisc Fantasy yang ditutupi terpal. Ternyata, area tersebut merupakan lokasi longsor.
Mengetahui hal ini, Kang Dedi tak bisa menahan tawa.
"Ini karena longsor? Oh dikasih garis bukan oleh Satpol," ujar Kang Dedi.
"Ini longsor, di sana kan banjir pak," jawab pria yang diduga pegawai Hibisc.
Baca juga:
Setelah melakukan inspeksi, Kang Dedi pun mengungkap berbagai pelanggaran yang terjadi di kawasan wisata ini. Ia menyoroti aspek hukum serta dugaan pelanggaran perizinan yang dilakukan pengelola.
"Dari sisi aspek hukumnya, ini sedang ditangani Kementerian Lingkungan Hidup. Tentunya ada aspek yang dilakukan dari sisi pengelolaan lingkungan, yang mungkin juga berkaitan dengan pidana lingkungan. Itu bukan ranah saya," kata Kang Dedi.