JAKARTA, KOMPAS.com- Drama Korea When Life Give You Tangerines menarik perhatian sejak awal perilisannya.
Drama ini membawa suasana yang hangat dan emosional dengan latar Pulau Jeju era 1950-an.
Dibintangi IU dan Park Bo Gum, When Life Give You menghadirkan kisah cinta, perjuangan, dan impian yang mengharukan.
When Life You Tangerines mengisahkan seorang perempuan yang kompetitif dan memiliki mimpi menjadi seorang penyair bernama Oh Ae Sun.
Baca juga: 3 Alasan Drakor When Life Gives You Tangerines Wajib Ditonton
Namun sayangnya, tinggal di Pulau Jeju membuat ia tidak bisa meraih mimpinya karena budaya patriarki yang kental di zaman itu.
Di balik kehidupannya yang penuh perjuangan, Yang Gwan Sik selalu mendukungnya.
Berikut hal-hal yang menarik dari When Life You Tangerines.
When Life Gives You Tangerines mengambil latar di Pulau Jeju pada 1950-an.
Pada tahun itu, budaya patriarki di Korea masih sangat kuat. Di mana perempuan harus bertugas di dapur dan menjadi tulang punggung keluarga.
Sementara, untuk pekerjaannya, dari kecil, mereka harus berlatih menyelam untuk menjadi haenyeo.
Baca juga: Park Bo Gum Tersentuh Bisa Kerja Bareng IU Lagi di When Life Gives You Tangerines Setelah 13 Tahun
Haenyeo adalah para perempuan di Pulau Jeju yang bekerja keras menyelam ke dasar laut mencari kerang untu menopang kebutuhan keluarga.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk Ae-Sun yang menyuarakan pendapatnya tidak mau menjadi haenyeo.
Dikutip dari Korea Times, drama ini ini berhasil menduduki peringkat No. 1 Netflix di 10 negara, termasuk Korea Selatan, Hong Kong, Indonesia, hingga Singapura.
Banyak penonton yang memberikan ulasan positif di media sosial karena alur cerita unik drama ini.
Baca juga:
Di laman My Drama List, drama When Life Gives You Tangerines mendapatkan rating 8,7 untuk empat episode pertamanya.
Yang menarik pula, drama ini mengangkat kehidupan tiga generasi wanita yang lahir di Pulau Jeju.
Mulai dari Ibu Ae Sun, Jeong Gwang Rye, Ae Sun, dan putri Ae Sun, Geum Myeong. Dari tiga generasi ini, banyak pengembangan karakter menarik.
Seperti Gwang Rye menginginkan kehidupan baik untuk anak-anaknya dan tidak berakhir sebagai haenyeo, Ae Sun yang bercita-cita menjadi penyair, dan Geum Myeong yang bekerja keras agar bisa keluar dari kemiskinan.
When Life Gives You Tangerines mengangkat kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari The Korea Times, Kim Heon Sik, seorang profesor ilmu sosial di Universitas Jungwon mengatakan bahwa drama ini cukup menonjol karena ceritanya berpusat pada kehidupan orang-orang biasa, tidak mengangkat tema pascaperang.
Kemudian, Alur ceritanya pun bisa diterima oleh semua generasi.
Baca juga: Sinopsis When Life Gives You Tangerines, Cerita Park Bo Gum dan IU di Tahun 1950-an
Cinta Gwan sik ke Aesun sangat besar, bahkan mungkin sulit didapat. Di mana Gwan sik memilih membela Aesun di depan ibu dan neneknya.
Gwan sik, pria yang mungkin diidamkan semua pria. Bahkan, bisa dibilang Gwan sik mencintai Aesun ugal-ugalan.
Dalam sebuah adegan dalam drama itu, Gwan Shik bahkan sampai terjun dari kapal dan berenang ke daratan untuk membuktikan cintanya pada Ae Sun.
Di drama ini ada banyak kutipan menyentuh yang menusuk hati dari para karakter yang menjalani kehifupan berkeluarga.
Dalam satu adegan setelah pertengkaran Ae Sun dengan putrinya, Geum Myeong, terdapat narasi yang berbunyi, “Bagi orangtua, hanya penyesalan yang tersisa. Bagi anak-anak, hanya kebencian yang tersisa”.
Kutipan lainnya saat Aesun menyerah pada impiannya “Musim semi bagi mereka bukanlah musim untuk bermimpi, tetapi musim untuk menyerah pada impian. Dan mereka melakukannya dengan sukarela”.
Kutipan lainnya muncul dari Gwang Rye "Akan ada hari-hari berat dalam hidupmu. Suatu hari, hidup akan amat berat, sampai kau merasa ingin mati".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.