KOMPAS.com - Mengeong adalah salah satu cara kucing berkomunikasi dengan manusia. Namun, tidak semua kucing suka mengeong, bahkan beberapa justru cenderung pendiam.
Secara umum, kucing yang tidak mengeong bisa jadi hanya karena sifat alaminya. Namun, jika terjadi perubahan mendadak dalam kebiasaan vokalisasi, hal itu bisa mengindikasikan stres atau gangguan kesehatan tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda lain, seperti nafsu makan, kebiasaan merawat diri, dan tingkat energi kucing agar tetap waspada terhadap kemungkinan penyakit.
Baca juga: Apakah Kucing Bisa Bersedih? Ini Penjelasannya
Melansir The Spruce Pets, Rabu (12/2/2025), setiap kucing memiliki karakter unik, seperti halnya manusia. Ada kucing yang sangat vokal, ada pula yang pendiam.
Beberapa ras kucing secara alami lebih sering mengeong, seperti kucing Siam yang terkenal cerewet. Sebaliknya, ras seperti Birman cenderung lebih tenang dan jarang bersuara.
Selain faktor ras, kebiasaan mengeong juga bisa berubah seiring bertambahnya usia. Anak kucing yang awalnya sering mengeong bisa menjadi lebih pendiam saat dewasa.
Hal ini wajar terjadi karena meongan sebenarnya bukan cara utama kucing berkomunikasi dengan sesamanya.
Baca juga: Kenapa Kucing Tidak Suka Air? Ini Alasannya
Para ilmuwan meyakini bahwa mengeong lebih banyak digunakan sebagai cara kucing untuk berinteraksi dengan manusia, bukan dengan kucing lain.
Sementara itu, jika kucing yang biasanya aktif bersuara tiba-tiba menjadi pendiam dalam waktu lama, terutama jika disertai perubahan perilaku lain seperti lesu atau tidak nafsu makan, sebaiknya segera diperiksa ke dokter hewan.
Meskipun sebagian besar kasus kucing tidak mengeong hanyalah faktor kepribadian atau kebiasaan, ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan perubahan vokalisasi.
Jika kucing peliharaan kamu mengalami perubahan mendadak dalam kebiasaan bersuara, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan penyebab berikut:
Baca juga: Selain Sphynx, Ini 6 Ras Kucing yang Tidak Memiliki Bulu
Seperti manusia, kucing juga bisa mengalami infeksi saluran pernapasan atas (upper respiratory infection). Infeksi ini dapat menyebabkan suara serak atau bahkan kehilangan suara sementara.
Jika kucing menunjukkan gejala seperti batuk, bersin, mata berair, lemas, atau keluarnya cairan dari hidung, kemungkinan besar infeksi pernapasan menjadi penyebabnya.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa semakin parah. Karena itu, segera periksakan ke dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, seperti antibiotik atau obat lain sesuai kebutuhan.
Baca juga: 6 Penyebab Kucing Mengeluarkan Air Liur, Bahayakah?
Kucing yang lebih tua berisiko mengalami hipertiroidisme, yaitu kondisi kelenjar tiroid yang terlalu aktif.