优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Gerakan Kurangi Limbah Tekstil Sekaligus Berdayakan Pekerja Informal

优游国际.com - 19/10/2022, 15:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak hanya limbah plastik, keberadaan limbah tektil juga saat ini sangat mengkhawatirkan. Berangkat dari kondisi tersebut, muncul gerakan Our Reworked World untuk membantu mengurangi dan mengolah limbah tekstil.

Annika Rachmat, co-founfer Our Reworked World menjelaskan, salah satu alasan pihaknya menggagas gerakan tersebut adalah menggencarkan kampanye slow fashion.

Selain itu, Our Reworked World juga ingin membantu para pekerja informal, khususnya para penjahit, serta UKM yang terimbas dan kehilangan pendapatan akibat pandemi virus corona.

Baca juga: Hari Bumi, Modena Ajak Masyarakat Mengolah Limbah Tekstil

Ilustrasi limbah tekstil, limbah fesyen.SHUTTERSTOCK/VENTURA Ilustrasi limbah tekstil, limbah fesyen.

"Gerakan ini juga merupakan upaya kami dalam menggencarkan kampanye slow fashion yang bertujuan mengurangi limbah tekstil dan menyelamatkan bumi untuk masa depan yang berkelanjutan," tutur Annika dalam siaran pers, Rabu (19/10/2022).

Sebagaimana diketahui, slow fashion merupakan antitesis dari fast fashion, yang mana lebih
mengutamakan kualitas produk dan usia pemakaian yang lebih lama.

Meski relatif lebih mahal, namun, secara etika dan kualitas produk, slow fashion jauh lebih unggul dan ramah lingkungan ketimbang fast fashion.

Pasalnya, dalam beberapa laporan akhir-akhir ini, sejumlah isu sosial dan lingkungan akibat tren fast fashion mencuat di tingkat global dan kian mengkhawatirkan, termasuk masalah limbah tekstil, polusi udara karena pembakaran pakaian bekas, dan yang terburuk adalah
eksploitasi anak-anak menjadi pekerja berupah rendah.

Baca juga: Kerajinan Tangan hingga Pengolahan Limbah, UMKM Milik Pengusaha Perempuan Didorong Ekspor

"Limbah tekstil adalah pencemar air kedua terburuk di dunia setelah limbah industri. Menurut data kami, dari total 200 miliar potong pakaian yang diproduksi setiap tahun, 85 persen di antaranya berakhir di tempat sampah," papar Annika.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.

Topik Homey

Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau