JAKARTA, KOMPAS.com-- Tingginya tingkat polusi udara di juga berpengaruh pada kualitas udara dalam rumah. Terlebih jika kamu tinggal di apartemen atau rumah yang memiliki sedikit jendela atau ventilasi.
Kurangnya aliran udara memungkinkan polusi udara dalam ruangan menumpuk dan menyebabkan masalah kesehatan seperti asma atau sindrom bangunan sakit.
Faktanya, perabotan modern, bahan bangunan sintetis, dan bahkan karpet sendiri mungkin mengandung lebih banyak bahan kimia daripada yang diperkirakan. Bahan kimia ini dapat membuat hingga 90 persen polusi udara dalam ruangan.
Baca juga: Cara Menanam dan Merawat Bunga Azalea, Cocok Jadi Tanaman Pagar
Dilansir dari Healthline, Senin (6/9/2021), pada tahun 1989, NASA menemukan bahwa tanaman hias dapat menyerap racun berbahaya dari udara, terutama di ruang tertutup dengan sedikit aliran udara.
Studi ini telah menjadi dasar untuk studi baru tentang tanaman dalam ruangan dan kemampuan membersihkan udara mereka.
Tanaman juga bisa menjadi pilihan hemat energi ketimbang menggunakan pembersih udara yang dijual di pasaran.
Polusi udara di dalam rumah tidak hanya berasal dari udara luar yang tercemar, tapi juga beberapa perabotan elektronik rumah tangga diantaranya, karpet, lem, oven, larutan pembersih serta bahan sintetis seperti plastik, serat, dan karet.
Baca juga: Tips Membasmi Nyamuk dari Air Kolam Tanpa Merusak Tanaman
Selain memperbaiki kualitas udara dalam ruangan, tanaman juga memiliki manfaat lainnya, seperti:
NASA merekomendasikan dua atau tiga tanaman dalam pot berukuran 20 cm sampai 25 cm untuk setiap 10 meter persegi.