WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS), di bawah perintah Presiden Donald Trump, melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Houthi di Yaman.
Insiden tersebut menewaskan 53 orang, termasuk wanita dan anak-anak, serta melukai 98 lainnya, menurut laporan Kementerian Kesehatan Houthi pada Sabtu (15/3/2025).
Media Houthi juga melaporkan ada banyak ledakan terjadi pada Minggu (16/3/2025) malam, menuduh AS menargetkan pabrik pemintalan kapas di wilayah barat Hodeida.
Baca juga: AS Bakal Terus Serang Houthi Yaman, Ini Alasannya
Dikutip dari Reuters, Minggu (16/3/2025), konflik ini bermula ketika Houthi menyerang kapal-kapal di salah satu jalur perdagangan tersibuk dunia setelah perang antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023.
Mereka mengeklaim aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, dengan menargetkan kapal-kapal yang memiliki keterkaitan dengan Israel dan sekutunya, termasuk AS dan Inggris.
Sejak saat itu, Houthi dilaporkan telah menyerang lebih dari 100 kapal dagang menggunakan rudal dan drone, menenggelamkan dua kapal, serta menewaskan empat pelaut.
Sebagian besar serangan berhasil digagalkan atau gagal mencapai target, tetapi ancaman berkelanjutan ini menyebabkan kerugian miliaran dollar bagi ekonomi global.
Saat gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada Januari 2025, serangan Houthi sempat terhenti.
Namun, pada Rabu (12/3/2025), Houthi mengumumkan akan kembali menyerang kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah, Laut Arab, Selat Baba Al Mandab, dan Teluk Aden.
Serangan ini dilakukan setelah Israel memblokir pasokan bantuan yang hendak dikirimkan ke Gaza.
Merespons aksi tersebut, Trump mulai menyerang Houthi demi melindungi kapal, aset udara, dan angkatan laut AS, serta memulihkan kebebasan navigasi.
Baca juga: Houthi Serang Kapal Induk AS, Hari Ini Serukan 1 Juta Warga Yaman Siap Perang
Presiden ke-47 AS ini menegaskan, negaranya tidak akan membiarkan Houthi menghambat perdagangan global dan menargetkan kapal-kapal AS.
"Serangan Houthi terhadap kapal Amerika tidak akan ditoleransi. Kami akan menggunakan kekuatan mematikan yang luar biasa hingga kami mencapai tujuan kami," ujar Trump.
Serangan udara AS yang dilancarkan pada Sabtu (15/3/2025) menargetkan basis, pemimpin, dan pertahanan rudal Houthi.
Kapal induk USS Harry S Truman, bersama tiga kapal perusak dan satu kapal penjelajah, serta kapal selam USS Georgia, turut terlibat dalam operasi ini.