KOMPAS.com - Berita tentang keadaan darurat di Chile memuncaki daftar artikel Populer Global hari ini.
Di bawahnya ada ulasan mengenai Vatikan yang mendobrak tabu berabad-abad untuk membicarakan kesehatan paus.
Sementara itu, Ukraina menyetujui kesepakatan mineral Amerika Serikat demi mendapatkan dukungan dari Presiden AS Donald Trump.
Baca juga: Puluhan Negara Yakinkan Ukraina Kalian Tak Sendirian, Setelah PBB Bersikap Netral
Berikut adalah rangkuman artikel-artikel Populer Global sepanjang Rabu (26/2/2025) hingga Kamis (27/2/2025) pagi.
Chile pada Selasa (25/2/2025) mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam di sebagian besar wilayah negara itu, termasuk Ibu Kota Santiago.
Hal itu dilakukan menyusul pemadaman listrik besar-besaran yang jarang terjadi hingga mengakibatkan jutaan orang kehilangan aliran listrik.
Sebagaimana diberitakan AFP pada Rabu (26/2/2025), pemadaman listrik terburuk itu mengakibatkan kekacauan pada sistem transportasi di Ibu Kota Santiago.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Fakta Seputar Kesepakatan Mineral Ukraina-AS
Selama berabad-abad, salah satu tabu terbesar di Vatikan adalah membahas kesehatan paus secara terbuka. Sebagai pemimpin dari 1,4 miliar umat Katolik di dunia, paus adalah tokoh spiritual yang dihormati. Selama ini, membicarakan kondisi kesehatan paus dianggap hal yang tidak pantas di lingkungan Vatikan.
Namun, saat Paus Fransiskus berjuang melawan pneumonia ganda di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari, Vatikan mencoba sesuatu yang baru. Kantor pers Takhta Suci Vatikan memberikan perkembangan terkini setiap hari tentang kondisi kesehatan Paus Fransiskus.
Vatikan memberikan rincian, seperti penggunaan oksigen aliran tinggi oleh Paus dan kebutuhannya akan transfusi darah, bahkan menggambarkan “krisis pernapasan berkepanjangan mirip asma” pada 22 Februari 2025.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Paus Fransiskus yang Kritis Masih Bisa Kerja dari Tempat Tidurnya
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan para pemimpin tertinggi Iran menyamakan pandangan mengenai isu-isu seputar program nuklir Iran dalam pembicaraan di Teheran, Selasa (25/2/2025).
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebutkan, Lavrov membahas berbagai masalah bilateral dan regional dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dan menteri luar negeri negara itu, Seyed Abbas Araghchi.
“Pandangan diselaraskan mengenai situasi terkait Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA) untuk Program Nuklir Iran,” bunyi pernyataan kementerian Rusia.