WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) melaporkan kematian manusia pertama akibat flu burung. Hal itu diumumkan oleh Otoritas Kesehatan di Louisiana pada Senin (6/1/2025).
Menurut otoritas tersebut, pasien yang meninggal itu memiliki kondisi medis yang sesuai akibat virus H5N1.
Pasien yang berusia lebih dari 65 tahun, telah dirawat di rumah sakit karena penyakit pernapasan, dan merupakan kasus infeksi serius pertama pada manusia akibat virus H5N1 yang terdeteksi di AS.
Baca juga: Kanada Deteksi Kasus Pertama Flu Burung pada Manusia
Pengumuman pada pertengahan Desember, pasien tersebut berada dalam kondisi kritis memicu kekhawatiran Amerika Serikat dapat mengalami wabah pandemi flu burung, dengan kasus serupa dilaporkan di seluruh dunia.
"Pasien tertular H5N1 setelah terpapar kombinasi kawanan unggas nonkomersial dan burung liar," kata Departemen Kesehatan Louisiana dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Meskipun terjadi kematian, risiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh flu burung tetap "rendah," kata pernyataan itu, seraya menambahkan, tidak terdeteksi adanya penularan dari manusia ke manusia.
Baca juga: Eks Marinir yang Gabung Militer Rusia Ternyata Pecatan TNI AL
"Meskipun risiko kesehatan masyarakat umum saat ini tetap rendah, orang-orang yang bekerja dengan burung, unggas, atau sapi, atau memiliki paparan rekreasional terhadap mereka, berada pada risiko yang lebih tinggi," demikian peringatannya.
Pengurutan genetik telah menunjukkan bahwa virus H5N1 yang menginfeksi pasien di Louisiana berbeda dari versi virus yang terdeteksi di banyak peternakan sapi perah dan unggas di seluruh negeri.
Diketahui, H5N1 pertama kali terdeteksi pada 1996, tetapi sejak 2020, jumlah wabah di antara kawanan burung telah meledak, sementara semakin banyak spesies mamalia yang terkena dampaknya.
Baca juga: Gaspol Hari Ini: Mahfud MD Angkat Bicara Persoalan Gibran dan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi
Para ahli khawatir bahwa sirkulasi virus yang tinggi pada mamalia dapat menyebabkan mutasi yang membuatnya lebih mudah menyebar di antara manusia.
"Kami memiliki banyak data yang menunjukkan bahwa virus ini dapat mematikan, lebih mematikan daripada banyak virus yang kita khawatirkan," Jennifer Nuzzo, seorang profesor epidemiologi di Universitas Brown, mengatakan kepada AFP.
"Karena alasan itu, orang-orang menjadi sangat khawatir tentang wabah yang telah terjadi di peternakan dan tempat-tempat lain di AS dan benar-benar berteriak agar pemerintah AS berbuat lebih banyak," imbuh dia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan pada Desember, urutan genetik virus H5N1 dari pasien Louisiana berbeda dari versi yang terdeteksi di banyak peternakan sapi perah di seluruh negeri.
Baca juga: Bocah 9 Tahun Meninggal karena Flu Burung
Dan sebagian kecil virus pada pasien tersebut mengalami modifikasi genetik yang menunjukkan bahwa virus tersebut dapat bermutasi di dalam tubuh untuk beradaptasi dengan saluran pernapasan manusia.
Namun, mutasi tersebut bukanlah satu-satunya hal yang dapat membuat virus lebih menular atau menular antarmanusia, menurut para peneliti yang diwawancarai oleh AFP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.