优游国际

GAZA, KOMPAS.com - Kelompok Hamas pada Minggu (6/10/2024) memuji serangannya ke Israel tanggal 7 Oktober 2023, menjelang setahun peringatan perang di Gaza.

"Serangan lintas batas pada 7 Oktober yang mulia menghancurkan ilusi yang diciptakan musuh untuk dirinya sendiri, meyakinkan dunia dan kawasan tentang keunggulan dan kemampuannya yang seharusnya," kata anggota Hamas yang berbasis di Qatar, Khalil Al Hayya, melalui video yang dikutip kantor berita AFP.

Serangan Hamas ke Israel setahun yang lalu menewaskan 1.205 orang, mayoritas warga sipil menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel termasuk sandera yang terbunuh.

Baca juga:

Kemudian, serangan balasan Israel di Jalur Gaza merenggut nyawa setidaknya 41.870 warga Palestina yang sebagian besar juga warga sipil.

PBB mengakui angka yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas itu sebagai data yang dapat dipercaya.

Al Hayya menambahkan bahwa setahun setelah serangan 7 Oktober, "Seluruh Palestina, khususnya Gaza, dan rakyat Palestina kita sedang menulis sejarah baru dengan perlawanan, darah, dan keteguhan mereka".

Anggota Hamas tersebut muncul sebagai wajah kelompok itu setelah terbunuhnya pemimpin Ismail Haniyeh pada Juli 2024.

Ia menegaskan, warga Gaza tetap "tangguh terhadap semua upaya pemindahan... meskipun berbagai jenis penyiksaan dan terorisme telah dialami, dan genosida yang mengerikan serta pembantaian sehari-hari."

Baca juga:

Negosiasi di balik layar yang dilakukan Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat belum membuahkan hasil untuk menghentikan pertempuran Israel-Hamas.

Sejauh ini baru ada sekali gencatan senjata selama seminggu pada akhir November 2023.

Al Hayya, yang menjadi negosiator utama Hamas dalam perundingan sejak akhir Juli, turut menegaskan kembali posisi kelompoknya bahwa Israel menghalangi gencatan senjata di Gaza.

Baca juga: