优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Myanmar Krisis Ekonomi, Ekspor Narkoba Melonjak

优游国际.com - 16/06/2024, 18:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Sumber

Penulis: Tommy Walker/DW Indonesia

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Myanmar semakin giat memproduksi dan mengekspor obat-obatan terlarang, ketika perang saudara antara junta militer dan pemberontak etnis kian membebani ekonomi yang berbasis pada pertanian.

Myanmar mengalami krisis sejak Februari 2021, ketika Jendral Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintahan sipil demokratis lewat aksi kudeta yang memicu protes massal dan akhirnya memancing pemberontakan bersenjata.

Menurut laporan dari Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), ladang opium Myanmar tumbuh sebesar 18 persen, menjadi total 47.100 hektar, pada 2023.

Baca juga: Cerita Para Warga Rakhine Mengaku Disiksa Junta Myanmar

Lonjakan produksi narkoba di Myanmar juga bertepatan dengan terhentinya suplai opium dari Afghanistan sejak Taliban berkuasa pada 2021 yang melarang tanaman narkotika. Menurut UNODC, Myanmar telah menggeser Afghanistan sebagai produsen opium terbesar di dunia.

Zachary Abuza, seorang profesor di National War College di Washington yang fokus pada politik dan keamanan Asia Tenggara, mengatakan kepada DW bahwa lonjakan produksi opium di Myanmar "bukanlah suatu kebetulan."

"Perekonomian Myanmar telah turun 12 persen sejak kudeta. Sistem kredit pedesaan telah ambruk, yang berarti para petani merasa putus asa dan harus mencari cara lain untuk menghidupi diri mereka sendiri," katanya.

Sejarah produksi opium di Myanmar

Budidaya opium telah lama menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat Myanmar. “Segitiga Emas”, sebuah wilayah perbatasan hutan Myanmar, Thailand, dan Laos, terkenal sebagai tempat produksi dan penyelundupan narkoba.

Menurut laporan UNODC, Negara Bagian Shan, yang berbatasan dengan Thailand, Laos, dan China, masih menjadi pusat produksi opium negara tersebut. Negara bagian ini  juga mencatat peningkatan budidaya opium tertinggi sebesar 20 persen. Kini 88 persen dari total wilayah budidaya opium di Myanmar terletak di wilayah ini.

Peningkatan produksi opium juga meningkatkan ekspor heroin yang berasal dari morfin, suatu alkaloid yang merupakan salah satu komponen opium. Lebih dari 150 ton heroin diekspor dari Myanmar pada 2023, dengan nilai  lebih dari 2 miliar dollar AS (Rp 32,67 triliun) di pasar gelap.

Baca juga:

Tingginya popularitas metamfetamin

Heroin bukanlah satu-satunya obat yang diproduksi di Myanmar. Patrick Winn, seorang jurnalis Amerika yang khusus memantau perdagangan narkoba di Asia Tenggara, mengatakan kepada DW bahwa metamfetamin adalah "narkotika yang paling disukai di Asia."

"Meskipun produksi heroin di Myanmar meningkat, metamfetamin masih menjadi yang terbaik di Asia Tenggara," katanya, seraya menunjukkan bahwa memproduksi heroin cendrung "bermasalah" jika dibandingkan dengan obat-obatan sintetis seperti metamfetamin.

"Bahan bakunya, opium, membutuhkan banyak tanah, cuaca yang baik, dan kerja keras di ladang," katanya. "Meth disintesis di dalam ruangan, di laboratorium yang tahan cuaca, oleh tim kimiawan kecil. Anda mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dengan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit."

"Narkotika masa kini dan masa depan adalah sintetis... jadi, kecuali selera konsumen berubah, mungkin ada batasan volume heroin yang dapat dijual oleh sindikat narkoba regional," kata Winn.

Pencegahan narkoba lewat ASEAN?

Menurut Abuza, organisasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan masyarakat internasional perlu berbuat lebih banyak untuk meredam industri narkoba ilegal di Myanmar.

Halaman:

Terkini Lainnya

Internasional

Internasional

Internasional

Internasional

Internasional

Internasional
Konklaf Berpeluang Tunjuk Paus Baru dari Negara Non-Katolik, Indonesia Bagaimana?

Konklaf Berpeluang Tunjuk Paus Baru dari Negara Non-Katolik, Indonesia Bagaimana?

Global

Internasional

Internasional
Pesawat Antariksa Soviet Setengah Ton Bakal Jatuh ke Bumi Beberapa Hari Mendatang

Pesawat Antariksa Soviet Setengah Ton Bakal Jatuh ke Bumi Beberapa Hari Mendatang

Global

Internasional
Israel Setujui Rencana Perluas Operasi Militer dan Penaklukan di Gaza

Israel Setujui Rencana Perluas Operasi Militer dan Penaklukan di Gaza

Global

Internasional
Iran Bantah Terlibat dalam Serangan Houthi Yaman ke Bandara Israel

Iran Bantah Terlibat dalam Serangan Houthi Yaman ke Bandara Israel

Global

Internasional
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau