Penulis: Reuters/VOA Indonesia
MANILA, KOMPAS.com - Taylor Swift masuk universitas top di Filipina, sebagai topik kajian terkait ketenaran ikon pop tersebut dan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Profesor yang memimpin mata kuliah itu mengatakan, mereka menganalisis hal tersebut melalui perspektif pascakolonial, sedangkan para mahasiswanya mengatakan, mereka berharap kajian pengaruh global Swift dapat membantu mereka membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
"Saya ingin menggali lebih dalam masalah-masalah sosial yang kita hadapi berkaitan dengan Taylor Swift,” kata seorang mahasiswi University of the Philippines yang mengikuti mata kuliah mengenai Swift.
Baca juga:
Kalau Anda mendengarkan Swift, mungkin Anda tidak akan sempat mendengar komentar akademik tentang ikon pop global asal AS itu.
Namun, hal semacam itu justru muncul di ruang kuliah universitas terkemuka di Filipina yang memiliki mata kuliah mengenai Swift. Ini memang mata kuliah yang disebut sebagai ‘kajian selebritas’ terhadap peraih 14 penghargaan Grammy itu serta pengaruhnya terhadap masyarakat.
Sewaktu Swift tur di Asia, ratusan mahasiswa mendaftar untuk kelas tersebut, mengisi slot mata kuliah elektif yang terbatas itu hanya dalam hitungan menit dan mendorong pengelola universitas untuk membuka kelas ekstra.
Yang memimpin mata kuliah ini adalah Cherish Brillon, yang mengajar komunikasi, teori media, budaya pop dan ekonomi politik.
Mengenai kelasnya itu, Brillon mengemukakan, "Kami akan meninjaunya dari berbagai cara pandang seperti persinggungan antara jenis kelamin, gender, dan kelas.”
Akan tetapi, dalam mata kuliah yang dipimpinnya, Brillon menganalisis bagaimana media menggambarkan Swift sebagai selebritas dan dampak statusnya tersebut, dengan perspektif lokal pascakolonial.
Ia menjelaskan, "Bagaimana seorang ikon transnasional seperti dia, bagaimana kita memanfaatkannya untuk membahas isu-isu kita sendiri, keprihatinan kita sendiri? Bagaimana kita menggunakan citranya, ikonografinya atau hal-hal yang terkait dengannya untuk mengekspresikan sesuatu mengenai masyarakat dan juga politik Filipina.”
Sebagian mahasiswanya berharap untuk mempelajari bagaimana pengaruh bintang berusia 34 tahun ini dapat membantu mereka membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik lagi.
Mahasiswa lainnya menambahkan,“Ia mampu memberdayakan saya dan saya ingin menggunakan kekuatan pemandu itu untuk melihat dunia dalam perspektif yang lebih besar dan dalam cara pandang yang berbeda.”
Swift adalah bintang yang paling banyak diputar lagunya di Filipina, juga di tingkat global pada 2023, menurut platform streaming musik Spotify.
Ia dijadwalkan tampil enam kali dalam pertunjukan “Eras Tour” di Singapura yang telah terjual habis tiketnya. Itu adalah satu-satunya pertunjukan Swift di Asia Tenggara pada awal Maret.
Nilai kekayaan bersihnya mencapai 1 miliar dollar AS (Rp 15,56 triliun) lebih pada Oktober 2023, membuatnya menjadi salah seorang selebritas perempuan terkaya di seluruh dunia.
Baca juga: Belajar dari Konser Eksklusif Taylor Swift di Singapura
Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.