MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia pada Minggu (26/11/2023) memasukkan juru bicara Meta Platforms, Andy Stone, ke daftar orang yang dicari (wanted list).
Tuduhan kepada jubir platform pemilik Facebook itu tidak diungkapkan, tetapi raksasa media sosial Amerika Serikat tersebut digolongkan sebagai ekstremis oleh Moskwa.
Sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, Rusia menindak keras kebebasan media massa dan media sosial, serta melarang kritik terhadap tindakan yang disebutnya operasi militer khusus itu.
Baca juga: Inflasi Tinggi di Rusia Berlanjut, Warga Merasa Terjepit
Kantor berita AFP melaporkan, nama Stone masuk daftar orang yang dicari Kementerian Dalam Negeri Rusia, tetapi tak ada rincian lebih lanjut.
Pada Oktober 2022, Rusia memasukkan Meta sebagai organisasi teroris dan ekstremis, sehingga membuka kemungkinan penyelidikan kriminal dan denda bagi pengguna di negara tersebut.
Facebook dan Instagram diblokir di Rusia sejak dimulainya perang di Ukraina, sehingga hanya bisa diakses melalui VPN.
Twitter (kini bernama X) juga dilarang, begitu pula media-media independen Rusia yang kritis terhadap Kremlin.
Baca juga:
Sebelum pelarangan, jutaan orang Rusia menggunakan aplikasi-aplikasi milik Meta, terutama Instagram yang sangat populer di kalangan anak muda Rusia.
Pada April 2022, Rusia memasukkan CEO Meta Mark Zuckerberg ke daftar hitam orang yang dilarang memasuki negara tersebut.
Baca juga: PM Slovakia: Perang Rusia-Ukraina Bisa sampai 2030
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.