GAZA, KOMPAS.com - Hamas pada Sabtu (25/11/2023) mengonfirmasi pembebasan sandera asal Israel untuk kali kedua, yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober.
Pembebasan sandera ini dilakukan Hamas untuk merespons positif mediator Mesir dan Qatar guna memastikan kelanjutan perjanjian gencatan senjata.
Sebelumnya, Hamas menunda pembebasan sandera usai menuduh Israel melanggar perjanjian pengiriman bantuan kemanusiaan ke utara Jalur Gaza.
Baca juga: Sempat Ditunda, Hamas Bebaskan 13 Warga Israel dan 4 Tawanan Thailand
Hamas juga tidak sependapat dengan Israel soal pemilihan tahanan untuk dibebaskan. Kelompok itu ingin pembebasan berdasarkan waktu yang dihabiskan dalam tahanan.
Kelompok itu juga menuduh pasukan Israel menembaki orang-orang yang hendak menyeberang dari bagian selatan Jalur Gaza ke utara, yang dilarang oleh pasukan Israel.
Badan kemanusiaan PBB yaitu OCHA mengatakan, dalam beberapa insiden yang dilaporkan pada Jumat (24/11/2023), pasukan Israel melepaskan tembakan dan melemparkan gas air mata ke orang-orang yang menuju utara.
"Setidaknya satu orang dilaporkan tewas, dan puluhan lainnya terluka," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga:
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan, tujuh orang terluka dalam insiden serupa pada Sabtu.
Namun, Israel membantah adanya pelanggaran terhadap ketentuan gencatan senjata.
Baca juga: Gencatan Senjata 4 Hari Israel-Hamas Resmi Dimulai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.