MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan siap melakukan perjalanan luar negeri pertamanya sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapannya atas dugaan kejahatan perang.
Putin akan melakukan kunjungannya ke China untuk menghadiri Belt and Road Forum pada bulan Oktober, menurut laporan Bloomberg.
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin pada bulan Maret atas dugaan keterlibatannya dalam penculikan dan deportasi ilegal anak-anak dari Ukraina.
Baca juga: Putin Tak Akan Hadiri Pemakaman Prigozhin
Hal itu dilaporkan menyebabkan kepanikan di dalam Kremlin mengenai stabilitas pemerintahan Putin dan apakah surat perintah tersebut sama saja dengan menyerukan perubahan rezim.
Putin tidak terlalu menonjolkan diri dalam beberapa bulan terakhir untuk menghindari perjalanan ke negara-negara yang dapat menegakkan surat perintah penangkapan.
Dia tidak menghadiri KTT BRICS secara langsung di Afrika Selatan minggu lalu setelah berbulan-bulan perdebatan mengenai apakah aman baginya untuk melakukan hal tersebut.
Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov melakukan perjalanan ke Johannesburg, sementara Putin hadir secara virtual, dalam sebuah keputusan yang dipandang sebagai upaya untuk menghindari skandal internasional mengenai surat perintah penangkapan.
Putin juga mengabaikan perjalanan internasional lainnya. Presiden Rusia itu memberi tahu Perdana Menteri India, Narendra Modi, minggu ini bahwa dia tidak akan melakukan perjalanan ke India bulan depan untuk menghadiri KTT G20.
Seorang juru bicara Kremlin mengatakan Putin terlalu sibuk untuk hadir.
China telah menjalankan tindakan penyeimbangan yang rumit sejak Putin menginvasi Ukraina tahun lalu.
Baca juga: Putin Perintahkan Pasukan Wagner Tandatangani Sumpah Setia
China dan Rusia berbagi apa yang mereka sebut sebagai “kemitraan tanpa batas.”
Namun Xi terkejut ketika Putin menginvasi Ukraina, menurut penilaian komunitas intelijen AS. Meski begitu,
Beijing menolak mengutuk tindakan Rusia, dan terus menghabiskan miliaran dolar untuk menyebarkan disinformasi pro-Rusia mengenai perang di Ukraina.
Kunjungan ke China ini terjadi beberapa bulan setelah Presiden Xi Jinping mengunjungi Rusia pada bulan Maret, di mana ia memuji Putin atas kepemimpinannya yang kuat.
Selama kunjungan tersebut, Beijing berupaya untuk menampilkan dirinya sebagai mitra yang konstruktif, dengan berbagi rincian tentang usulan rencana perdamaian untuk Ukraina, yang cenderung pro-Rusia, sambil mengeklaim bahwa Ukraina memiliki posisi yang tidak memihak dalam perang tersebut.
Baca juga: Putin Wajibkan Paramiliter Rusia Bersumpah di Depan Bendera Negara
Xi memberi isyarat pada saat itu bahwa kemitraan China dan Rusia akan berlanjut dengan tujuan bersama untuk melawan pengaruh AS di panggung dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.