Penulis: VOA Indonesia
BEIJING, KOMPAS.com - Kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian teritorinya, pada tanggal 2 Agustus memicu kemarahan Beijing.
Kunjungan singkatnya ke Taipei dalam rangkaian kunjungan ke Asia tidak menghiraukan ancaman “konsekuensi” yang diutarakan Beijing. Pelosi mengatakan ia ingin menunjukkan tekad AS untuk “mempertahankan demokrasi” di Taiwan.
Baca juga:
Pada 4 Agustus, Washington Post mempublikasikan op-ed Duta Besar China untuk AS, Qin Gang, yang berjudul “Kenapa China berkeberatan dengan kunjungan Pelosi ke Taiwan.” Op-ed ini menggarisbawahi pernyataan Beijing tentang Taiwan dan mengeluarkan klaim yang keliru ini:
“Taiwan tidak terpisahkan dari teritori China selama 1.800 tahun.”
Tidak benar.
Pernyataan ini berdasarkan kontak pertama antara China dan Taiwan yang tercatat pada 230 SM, ketika seorang kaisar China mengirimkan tim ekspedisi dari China daratan untuk mengeksplorasi pulau tersebut.
Eksplorasi ini tidak menjadikan Taiwan berada di bawah kekuasaan China.
Ekspedisi ini digambarkan dalam “Catatan Tiga Kerajaan”, teks tentang sejarah China pada periode 220-280 SM. Catatan mengenai kedua pulau tersebut berisi:
“Pada 230 SM, (Sun Quan, Lord of Wu, satu dari tiga kerajaan itu) memerintahkan Jenderal Wei Wen dan Jenderal Zhuge Zhi untuk memimpin 10.000 tentara untuk menjelajahi Yizhou dan Danzhou lewat laut … Danzhou … terletak sangat jauh dan tidak bisa dicapai, tapi mereka membawa ribuan orang dari Yizhou.”
Sejarawan masih memperdebatkan lokasi pasti Yizhou dan Danzhou. Sebagian besar yakin Yizhou adalah Taiwan dan Danzhou mungkin terletak di Jepang.
It's a bit garbled. Koxinga did not retreat to Taiwan until 1661, not 1644.
There was no expedition to "Taiwan" in the third century. that's a Chinese expansionist fantasy riff on the alleged voyage to Yizhou, which no one knows actually went where, but highly unlikely Taiwan
— michaelturton (@michaelturton)
Menurut “Cambridge History of China”, Sun Quan, yang mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar Wu pada 229, mencari “peluang untuk memperluas kekaisarannya.” Dan misi yang melibatkan 10.000 orang itu adalah salah satu dari ekspedisi yang ia perintahkan.
Namun usaha ini tidak terlalu berhasil: keuntungan yang didapat dari Taiwan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan,” menurut Cambridge.
For those wondering where Chinese Ambassador Qin Gang’s claim that “Taiwan has been an inseparable part of China’s territory for 1,800 years,” here is what he is referring to:
— John F Sullivan (@JohnF_Sullivan)
“Tidak ada hasil dari ekspedisi itu,” tulis John Sullivan, mantan Pejabat Luar Negeri Angkatan Darat AS untuk China, yang juga seorang ahli teks militer China kuno. “Tidak ada pangkalan permanen yang didirikan atau perdagangan berkelanjutan atau misi diplomatik.”