TEHERAN, KOMPAS.com – Iran telah diguncang aksi demo besar di beberapa kota sejak Mahsa Amini meninggal dalam tahanan polisi pada 16 September, tiga hari setelah ditangkap polisi moral.
Mahsa Amini awalnya ditangkap polisi moral karena karena disebut tak memakai jilbab dengan sempurna.
Sejak Mahsa Amini diumumkan meninggal dunia, aksi protes pecah dan menyebar di seluruh Iran. Beberapa negara turut menggelar aksi solidaritas.
Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran Disebut Tewaskan 50 Orang
Demo telah berkobar di Iran selama delapan malam berturut-turut hingga Jumat (23/4/2022), bentrokan antara pedemo dan aparat penjaga keamanan terjadi di beberapa lokasi.
Demo kematian Mahsa Amini di Iran hingga Jumat disebut tewaskan 50 orang atau lebih banyak daripada yang dilaporkan secara resmi oleh pemerintah negara itu.
Demo yang kali ini mengguncang Iran adalah yang terbesar sejak 2019, ketika pasukan keamanan menindak keras para demonstran, di mana 1.500 orang dilaporkan tewas.
Dilansir , berikut kronologi demo kematian Mahsa Amini di Iran.
Baca juga: Iran Pasang Kamera untuk Awasi Perempuan Tak Berjilbab
Mahsa Amini, yang berasal dari Kota Saqez, ditangkap di Teheran oleh polisi moral Iran pada 13 September.
Polisi moral menuduh Mahsa Amini melanggar aturan negara yang mewajibkan wanita untuk menutupi rambut mereka sepenuhnya dengan jilbab.
Polisi moral adalah bagian dari Pasukan Penegakan Hukum Iran (LEF).
Mahsa Amini dilaporkan dipukuli setelah ditangkap dan dipindahkan ke Pusat Penahanan Vozara di Teheran.
Baca juga: Demo Iran Pecah di 80 Kota Usai Kematian Mahsa Amini
Mahsa Amini meninggal di rumah sakit setelah mengalami koma selama tiga hari.
Pihak berwenang Iran mengatakan, dia mengalami serangan jantung, tetapi keluarga Mahsa Amini membantah laporan itu.
Pakar PBB mengutip beberapa laporan yang mengatakan bahwa Mahsa Amini meninggal akibat penyiksaan dan perlakuan buruk oleh pihak berwenang.