YEREVAN, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan Armenia meminta bantuan para pemimpin dunia pada Selasa (13/9/2022).
Mereka mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan berusaha untuk maju ke wilayahnya di tengah situasi panas setelah terjadi baku tembak mematikan di sepanjang perbatasan.
Pertempuran meletus pada Senin (12/9/2022) malam di sepanjang perbatasan Armenia-Azerbaijan dan menewaskan tentara di kedua sisi.
Baca juga: Armenia-Azerbaijan Baku Tembak di Perbatasan, Libatkan Senjata Kaliber Besar
Kementerian Pertahanan kedua pihak sama-sama melaporkan kematian tanpa memberikan informasi terkait jumlah korban.
Eskalasi tersebut menandai gejolak terbaru sejak berakhirnya perang tahun 2020 antara Yerevan dan Baku atas wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan.
"Pasukan Azerbaijan terus menggunakan artileri, mortir parit, dan pesawat tak berawak menyerang infrastruktur militer dan sipil. Musuh berusaha maju (ke wilayah Armenia)," kata Kementerian Pertahanan Armenia di Yerevan pada Selasa pagi, dikutip dari Kantor berita AFP.
Kantor Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengaku telah menelepon Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken untuk menuntut "reaksi yang memadai" terhadap "tindakan agresif Azerbaijan".
Pashinyan juga memimpin sesi darurat dewan keamanan negara yang setuju untuk secara resmi meminta bantuan militer dari sekutu Moskwa, yang diwajibkan berdasarkan perjanjian saat ini untuk membela Armenia jika terjadi invasi asing.
Kementerian Pertahanan Armenia menyatakan Menteri Pertahanan Armenia Suren Papikyan dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah melakukan percakapan telepon untuk membahas agresi Azerbaijan terhadap wilayah kedaulatan Armenia.
Baca juga: Gudang Kembang Api Meledak di Armenia, 3 Orang Tewas
Kementerian itu menambahkan bahwa keduanya setuju untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan situasi.
Armenia adalah anggota dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia yang juga mencakup bekas republik Soviet Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukannya menanggapi provokasi Armenia dan membantah klaim bahwa mereka menyerang infrastruktur sipil.
"Angkatan bersenjata Azerbaijan melakukan langkah-langkah terbatas dan terarah, menetralisir posisi menembak Armenia," katanya dalam sebuah pernyataan.
Armenia mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan meluncurkan penembakan intensif, dengan artileri dan senjata api kaliber besar, terhadap posisi militer Armenia ke arah kota Goris, Sotk, dan Jermuk tak lama setelah tengah malam.
Namun, kementerian pertahanan Azerbaijan menuduh Armenia melakukan "tindakan subversif skala besar" di dekat distrik Dashkesan, Kelbajar, dan Lachin di perbatasan.
Baca juga: Konflik Nagorno-Karabakh Pecah Lagi, Azerbaijan Balas Armenia dan Rebut Ketinggian Strategis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.