KOMPAS.com - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri setelah protes besar-besaran di seluruh negeri atas korupsi politik yang merajalela dan krisis ekonomi.
Pengunduran diri Rajapaksa merupakan puncak dari kekacauan selama seminggu di kota Kolombo, Sri Lanka.
Para pengunjuk rasa masuk ke kediaman resmi presiden, di mana mereka memotret diri mereka tidur siang di sofanya, mandi di kamar mandi, dan bahkan berenang di kolam renangnya.
Baca juga: Tokoh-tokoh Kunci dalam Dinasti Rajapaksa yang Kuasai Sri Lanka hingga Bangkrut
Dilansir dari Daily Beast, setelah mengumumkan pengunduran dirinya, mantan presiden segera naik penerbangan semalam ke Maladewa dengan saudaranya.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesin dinyatakan sebagai presiden pelaksana negara sebagai penggantinya.
Namun, setibanya di Maladewa, Rajapaksa mendapat protes di ibu kota negara itu, Male, di mana puluhan orang berkumpul untuk mengutuk keputusan pemerintah Maladewa untuk menjadi tuan rumah mantan presiden.
Protes terjadi di seluruh pulau, termasuk di depan rumah presiden Maladewa, dan dilaporkan semakin keras ketika polisi setempat berusaha membubarkan kerumunan.
Ini termasuk demonstran yang membawa spanduk bertuliskan, "Teman Maladewa sayang, harap mendesak pemerintah Anda untuk tidak melindungi penjahat."
Baca juga: Rajapaksa Kabur, PM Sri Lanka Ditunjuk Jadi Plt Presiden
Bahkan, beberapa anggota legislatif Maladewa memiliki kata-kata pilihan tentang keputusan untuk memberikan perlindungan mantan presiden.
Anggota Partai Progresif Maladewa menyebutnya "penghinaan" kepada negara sekutu dekat mereka.
Sementara itu, kembali ke Sri Lanka, pengunduran diri Rajapaksa tampaknya tidak memberikan banyak bantuan kepada ribuan warga yang menuntut pembersihan penuh dari pemerintah.
Keputusan untuk menunjuk Perdana Menteri Wickremesinghe sebagai presiden telah memicu kerusuhan lain dengan ratusan pengunjuk rasa menyerbu istana kepresidenan pada hari Rabu.
"Ini adalah gaya demokrasi Rajapaksa. Apa lelucon. Sungguh sebuah tragedi," kata Sajith Premadasa, pemimpin partai oposisi Sri Lanka, mengenai keputusan tersebut dalam sebuah tweet.
Baca juga: Kronologi Pelarian Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa hingga Pendudukan Istana oleh Massa
Protes pada hari Rabu (13/7/2022) begitu memanas sehingga Wickremesing memberlakukan jam malam nasional.
Dia juga mengatakan kepada militer untuk melakukan "apa pun yang diperlukan" untuk memulihkan ketertiban di negara itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.