优游国际

SHUTTERSTOCK Ilustrasi.

LONDON, KOMPAS.com - Iklan kencan yang menawarkan orang-orang kesempatan untuk bertemu dengan wanita Ukraina yang "kesepian" telah diblokir karena dianggap melecehkan.

Tiga iklan online dari SofiaDate.com terlihat pada Mei, setelah skema untuk mendorong masyarakat menampung pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari perang di Ukraina diluncurkan pemerintah Inggris.

Baca juga: Kabar Baik, Ukraina dan Rusia Akan Bertemu di Turki Hari Ini Bahas Ekspor Biji-bijian

Otoritas Standar Periklanan (ASA) mengatakan iklan tersebut menghubungkan kerentanan wanita dengan daya tarik seks mereka sehingga menyebabkan pelanggaran serius.

Pertama kali terlihat di situs Dorset Echo, iklan tersebut menampilkan gambar seorang wanita di balkon dan tulisan yang salah eja: "Wanita Ukraina. Temui Ribuan Wanita ‘Ukrainian’ yang Kesepian. Lupakan Kesepian. Biarkan Diri Anda Bahagia."

Versi lain dari iklan tersebut terlihat di situs web The National, juga salah mengeja kata Ukraina dan menawarkan untuk menghubungkan "para lajang di seluruh dunia dengan pasangan ideal mereka".

Sebanyak tiga pengaduan diajukan kepada ASA, dengan mengatakan bahwa promosi tersebut tidak pantas dan ofensif mengingat invasi Rusia ke Ukraina sedang berlangsung.

Meneguhkan keberatannya, badan periklanan Inggris itu mengatakan gambar wanita yang ditampilkan dalam iklan dirancang untuk memikat pembaca, dengan model yang mengenakan pakaian berpotongan rendah dan ketat.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-139 Serangan Rusia ke Ukraina, Kedua Negara Sepakat Bertemu di Turki, Lego Tarik Operasional di Rusia

"Kami menganggap fokus iklan pada wanita Ukraina yang berpakaian dengan cara yang disebutkan di atas, serta referensi tentang mereka kesepian, menekankan pada kerentanan mereka dan menghubungkannya dengan daya tarik seksual mereka," ujar badan pengawas periklanan Inggris itu sebagaiaman dilansir Sky News.

Astrasoft Projects, yang dipasarkan sebagai SofiaDate, mengatakan telah menghapus iklan tersebut.

Grup Media Nasional dan Newsquest, yang dipasarkan sebagai Dorset Echo, berdalih bahwa iklan tersebut tidak merujuk pada perang di Ukraina, tidak partisan, dan juga tidak simpatik terhadap wanita Ukraina atau rakyat Ukraina pada umumnya.

Namun, ditambahkan bahwa iklan itu tidak konsisten dengan kebijakan mereka menolak iklan prostitusi dan perdagangan manusia, dan mereka telah dihapus.

Baca juga: Ukraina Terkini: 34 Tewas di Blok Apartemen Chasiv Yar, Serangan Rusia Paling Mematikan Sejauh Ini

Daily Mail melaporkan kondisi memprihatinkan yang dialami pengungsi Ukraina.

Salah satunya terungkap pada Mei, terkait seorang pria dengan catatan kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan yang dilaporkan mengirim pesan kepada wanita lajang Ukraina berusia 20-an dan 30-an di grup Facebook yang sejatinya khusus dibentuk untuk menghubungkan sponsor dan host.

Beberapa pengungsi bahkan menjadi tunawisma setelah hubungan dengan tuan rumah rusak atau karena perumahan tidak diperiksa dengan baik.

Rumah-rumah lain ditemukan sama sekali tidak cocok untuk orang Ukraina yang melarikan diri dari bom Rusia, yang umumnya adalah ibu dengan dua anak. Ada yang seluruh keluarganya diharapkan tidur di satu ruang penerima tamu kecil di sebelah dapur, meskipun mengharapkan kamar tidur terpisah.

Kepada BBC, ada yang mengaku properti yang menampungnya dipenuhi dengan gambar Nazi dan simbol Soviet, mengatakan: "Saya tidak merasa aman".

Itu terjadi setelah badan pengungsi PBB memperingatkan pada April tentang 'meningkatnya laporan tentang wanita Ukraina yang merasa terancam dari sponsor mereka'.

UNHCR menyerukan 'perlunya perlindungan yang memadai dan langkah-langkah pemeriksaan untuk melawan eksploitasi, serta dukungan yang memadai untuk sponsor'.