PARIS, KOMPAS.com - Seekor paus pembunuh yang tersesat di Sungai Seine akan disuntik mati (eutanasia) setelah rencana untuk membawanya kembali ke laut gagal.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa paus itu sudah sakit parah dan kesakitan, kata prefektur lokal Perancis sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (30/5/2022).
Baca juga: Gagal Temukan Induknya, Bayi Paus Pembunuh Ini Mati
Orca sepanjang 4 meter (13 kaki), diidentifikasi sebagai mamalia jantan, pertama kali terlihat di mulut Sungai Seine pada 16 Mei, tepatnya antara pelabuhan Le Havre dan kota Honfleur di Normandia, kemudian dia berenang puluhan mil ke hulu mencapai barat dari kota Rouen.
Setelah pertemuan dengan ilmuwan nasional dan internasional, termasuk spesialis mamalia laut, prefektur setempat pada Sabtu (28/5/2922) mencoba memandu paus kembali ke laut dengan drone yang mengeluarkan suara orca.
Tetapi paus itu merespons "tidak menentu" dan "tidak koheren" terhadap rangsangan suara, kata prefektur wilayah maritim Seine dalam sebuah pernyataan.
Rekaman suara paus yang tertangkap disebut mirip dengan panggilan darurat oleh hewan itu.
"Upaya untuk membawa kembali paus ke laut telah gagal, dan untuk mencegah menambah tingkat stres, keputusan dibuat untuk menghentikan intervensi di malam hari," katanya pada Minggu (29/5/2022).
???????? FLASH - Une orque se promène depuis une semaine dans la Seine, entre Le Havre et Rouen. L'animal égaré n'est pas fait pour vivre en eau douce et semble malade.
— Mediavenir (@Mediavenir)
Son pronostic vital est engagé. (BFMTV)
Baca juga: Gelang Kaki Merpati yang Terbang Lintas Samudra Pasifik Palsu, Suntik Mati Ditangguhkan
Para ilmuwan meninjau gambar dan data dari intervensi dan menyimpulkan bahwa hewan itu menderita mucormycosis, atau jamur hitam. Penyakit itu terlihat pada paus di Amerika Utara tetapi belum diamati di Eropa.
Setelah menginfeksi kulit hewan yang lemah, penyakit ini dapat menyebar ke jantung, paru-paru dan otak, yang menjelaskan perilaku “bingung” paus, kata prefektur tersebut.
Ia menambahkan bahwa penyakit itu tampak sangat lanjut dalam kasus ini dan mungkin menyebabkan paus menderita.
“Dalam kondisi ini, kelompok ahli menyimpulkan dengan suara bulat bahwa satu-satunya solusi yang mungkin adalah menidurkan hewan itu untuk mengakhiri penderitaannya dan, juga, untuk melakukan analisis lanjutan dari penyakit yang dibawanya,” kata prefektur tersebut.
Para ahli dari kantor keanekaragaman hayati Perancis serta LSM Sea Shepherd termasuk di antara para ahli yang terlibat dalam operasi penyelamatan yang gagal itu.
Baca juga: NASA Diduga Suntik Mati 27 Monyet di Pusat Penelitiannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.