NEW DELHI, KOMPAS.com – amina wadud bukan satu-satunya wanita yang dilaporkan pernah menjadi imam shalat jumat jemaah laki-laki dan perempuan.
Di India, pada 2018, muncul nama Jamitha yang telah membuat sejarah dengan memimpin shalat Jumat di Kerala.
Kerala adalah negara bagian di India barat daya, tepatnya pada Pesisir Malabar.
Diberitakan India Today pada Sabtu (27/1/2018), Jamitha atau biasa dikenal sebagai Guru Jamitha telah memimpin shalat jumat di markas besar Quran Sunnath Society pada Hari Republik ke-69, yakni hari raya nasional di India yang diperingati setiap tanggal 26 Januari.
Jamitha merupakan Sekretaris Jenderal Quran Sunnath Society di Wandoor di Malappuram. Saat itu, usianya menginjak 34 tahun.
Jamitha mengatakan bahwa untuk pertama kalinya seorang wanita memimpin shalat Jumat di India.
“Al-Qur’an tidak memiliki diskriminasi berdasarkan gender, semua kemarahan adalah karena interpretasi yang salah. Al-Qur’an tidak memberikan hak laki-laki sebagai pemimpin tunggal shalat Jumu'ah,” kata Jamitha Teacher kepada India Today.
“Kami telah mengambil inisiatif ini untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada masyarakat bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama dalam Islam. Ini akan menjadi awal dari proses berkelanjutan,” tambah dia.
Jamitha pada saat itu menyatakan bahwa pihaknya berencana melakukan tindakan yang telah dilakukan di lebih banyak tempat dalam beberapa bulan mendatang.
“Kami beruntung memiliki lebih banyak anak muda yang progresif bergabung dengan kami," ungkap dia.
Dilaporkan India Today, Jamitha dan Quran Sunnath Society selama ini telah selalu berada di garis depan dalam menuntut persamaan hak bagi perempuan dalam Islam.
Baca juga: amina wadud yang Jadi Wanita Pertama Pimpin Shalat Jumat: Saya Tak Berniat Menjadi Kontroversial
Jamitha mengaku pernah diancam dan bahkan diserang oleh para penganut ekstremis.
“Saya sudah lama menjadi guru agama Islam, ketika saya berada di Thiruvananthapuram, komite Mahal melarang saya mengambil kelas. Mereka bahkan melecehkan dan mengancam akan membunuh saya, kendaraan saya diserang oleh penjahat, semua ini karena saya membesarkan suara saya untuk persamaan hak. Kemudian, saya harus pindah dari Trivandrum. Bahkan setelah saya datang ke Kozhikode, ada beberapa upaya untuk menyerang rumah saya. Tapi saya tidak peduli dengan semua ini, saya akan terus membela apa yang saya yakini," beber Jamitha.
Quran Sunnath Society yang didirikan oleh Chekannur Moulavi selalu bersitegang dengan kepercayaan ortodoks dalam Islam.
Penafsiran progresif Chekannur Moulavi tentang Islam disebut sering menimbulkan konflik dengan kelompok pinggiran Islam.
Baca juga: Arab Saudi Imbau Imam Masjid Hindari Doa Panjang dalam Shalat Tahajud
Moulavi terakhir terlihat pada 29 Juli 1993, setelah dia meninggalkan rumahnya untuk menyampaikan pidato atas undangan kelompok tak dikenal.
Hilangnya dia menyebabkan kegemparan besar di ranah sosial Kerala.
Kasus yang ditangani oleh polisi negara bagian itu kemudian diserahkan ke Biro Investigasi Pusat (Central Bureau of Investigation/CBI) India pada tahun 1996.
Pada tahun 2000, dua anggota kelompok pinggiran Muslim ditangkap dengan tuduhan membunuh Moulavi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.