KIEV, KOMPAS.com - Berdiri di ruang makan flat-nya di Kiev, Mariana Zhaglo yang merupakan ibu tiga anak mengeluarkan senapan laras panjangnya dari kotak.
Seiring tumbuhnya ketakutan akan potensi invasi oleh pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina, personel cadangan teritorial berusia 52 tahun itu menegaskan, dia siap berjuang membela negaranya.
"Kami tidak menunggu mereka datang, kami siap menyambutnya yang akan mereka ingat," kata Zhaglo, yang bekerja di bidang pemasaran dan menikah dengan seorang tentara aktif.
Baca juga: Warga Perbatasan Rusia Tak Peduli Perang Lawan Ukraina, Tetap Memancing seperti Biasa
"Saya tidak sendirian. Ada banyak perempuan seperti saya di Ukraina," tambahnya, dengan rambutnya yang beruban dipotong pendek.
"Tidak ada pria yang bisa melakukan apa yang dilakukan perempuan untuk melindungi keluarganya, anaknya. Dia (perempuan) adalah kekuatan yang tangguh," lanjutnya dikutip dari AFP, Sabtu (29/1/2022).
Ibu dari dua putri dewasa dan putra berusia 12 tersebut berkata, setahun yang lalu dia menghabiskan antara 2.000-3.000 dollar AS (Rp 28,76 juta-43,14 juta)--cukup mahal untuk salah satu negara termiskin di Eropa--guna membeli senapan berburu Zbroyar Z-15 Ukraina dan tambahan peralatan untuk menunjangnya di pertempuran.
"Pemandangan teleskopik, dudukan, moderator suara," dia dengan bangga menyebutkan tambahannya. Secara hukum, pistol tidak boleh bertipe otomatis.
Zhaglo dua tahun lalu mendaftar untuk masuk pasukan cadangan dan telah menjalani pelatihan penembak jitu (sniper).
Selama hampir delapan tahun sekarang, Ukraina terperosok dalam konflik dengan separatis yang didukung Rusia yang mengambil alih sebagian dari timur negara itu.
Perang Rusia-Ukraina--yang dimulai setelah Moskwa merebut Crimea--telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa.
Baca juga:
Ketegangan kini meningkat lagi dalam beberapa bulan terakhir, karena Barat membunyikan alarm atas potensi invasi Rusia skala penuh setelah Kremlin mengirim lebih dari 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina.
Pihak berwenang negara berusaha untuk menenangkan ketakutan atas serangan yang akan segera terjadi, bahkan ketika beberapa media telah mengangkat kekhawatiran Kiev akan diserang.
Para warga Ukraina--yang terbiasa dengan konflik selama bertahun-tahun--tidak panik, tetapi beberapa di antara mereka mulai menimbun makanan dan mempersiapkan diri jika skenario terburuk datang.
Sebuah jajak pendapat minggu ini menunjukkan, 48 persen responden percaya invasi Rusia mungkin terjadi.
Zhaglo sendiri telah mengemasi ransel militernya yang berisi seragam, helm, rompi antipeluru, sarung tangan, pelindung lutut, untuk berjaga-jaga jika ada panggilan.