BERLIN, KOMPAS.com - Jerman terus menolak pengiriman senjata meskipun ada kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina, tetapi berencana mengirim bantuan lainnya berupa fasilitas medis lapangan ke Ukraina bulan depan.
Pada Februari, “sebuah rumah sakit lapangan yang lengkap akan diserahkan, termasuk pelatihan yang diperlukan, semuanya dibiayai bersama oleh Jerman sebesar 5,3 juta euro (Rp 86 miliar), Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan kepada surat kabar Die Welt edisi Minggu (23/1/2022).
Baca juga: Ukraina Terima Pasokan Senjata Batch Kedua dari AS
Jerman telah memasok respirator dan merawat tentara Ukraina yang terluka parah di rumah sakit militernya selama bertahun-tahun, kata menteri itu.
Lambrecht mengatakan pemerintah Jerman akan melakukan segala usaha, untuk meredakan krisis dengan Rusia. Namun, transfer senjata ke Ukraina bukanlah pilihan.
“Pengiriman senjata tidak akan membantu saat ini – itu adalah konsensus di pemerintah federal,” katanya melansir Al Jazeera.
Ukraina kembali meminta bantuan pertahanan Jerman, dengan mengatakan "sangat membutuhkan 100.000 helm dan rompi pelindung”.
Itu semua diperlukan bagi para sukarelawan yang baru saja mendaftar ke militer, untuk membela tanah air mereka bersama dengan angkatan bersenjata, menurut Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andrij Melnyk, mengatakan kepada surat kabar Handelsblatt pada Sabtu (22/1/2022).
“Keseriusan situasi menuntut pemikiran ulang segera dan perubahan arah dari pemerintah (koalisi Jerman) mengenai masalah pengiriman senjata ke Ukraina,” kata Melnyk seperti dikutip.
Baca juga: Paus Fransiskus Khawatirkan Ketegangan Ukraina, Risiko Keamanan Bayangi Eropa
Dia menambahkan bahwa Kiev "tidak akan berhenti meyakinkan pemerintah Jerman dan oposisi untuk mengirimkan senjata pertahanan ke Ukraina".
Sementara itu, pengiriman pertama paket dukungan keamanan Amerika Serikat (AS) senilai 200 juta dollar AS (Rp 2,8 triliun) untuk Ukraina tiba di Keiv pada Sabtu (22/1/2022), menurut kedutaan AS.
Negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania akan mengirimkan rudal anti-tank dan anti-pesawat buatan AS ke Ukraina.
Rusia pekan lalu menggambarkan pasokan senjata Barat ke Ukraina sebagai sangat berbahaya, menambahkan langkah itu tidak akan mengurangi ketegangan.
Baca juga: Situasi Makin Panas, Keluarga Personel Kedutaan AS Diminta Tinggalkan Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.