优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Separuh Dunia Terdampak, Kenapa Letusan Gunung Berapi Tonga Begitu Dahsyat?

优游国际.com - 16/01/2022, 17:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber

 

KOMPAS.com - Letusan gunung berapi Tonga pada Sabtu (15/1/2022) yang dasyat menyebabkan gelombang kejut, yang secara harfiah dirasakan dengan peringatan tsunami diterbitkan oleh beberapa negara pasifik.

Gunung berapi bahah laut Tonga yang baru saja meletus tidak banyak diamati. Yang terlihat di permukaan umumnya hanya dua pulau kecil tak berpenghuni, Hunga-Ha'apai dan Hunga-Tonga, yang menjorok sekitar 100 m di atas permukaan laut 65 km utara ibu kota Tonga, Nuku'alofa.

Baca juga: Profil Tonga, Negara Kecil di Pasifik yang Disapu Tsunami

Akan tetapi, di bawah permukaan laut ternyata bersembunyi gunung berapi besar, sekitar 1800 m tinggi dan lebar 20 km.

Sebagai perbandingan, ketinggian Gunung Merapi di Indonesia adalah 2.910 m. Sementara Kota Magelang dan Kota Yogyakarta berjarak kurang kebih 30 km ke puncak Gunung Merapi.

Melansir The Conversation, Gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai telah meletus secara teratur selama beberapa dekade terakhir.

Selama peristiwa pada 2009 dan 2014/2015 semburan magma dan uap panas meledak dan menimbulkan gelombang. Tapi letusan ini terbilang kecil, dibanding skala peristiwa Januari 2022.

Shane Cronin, Profesor Ilmu Bumi, Universitas Auckland, yang meneliti letusan-letusan sebelumnya menilai bahwa letusan baru-baru ini merupakan salah satu ledakan besar, yang mampu dihasilkan oleh gunung berapi itu kira-kira setiap seribu tahun.

Baca juga: Pasca-Tsunami Tonga, Terjadi Gelombang Pasang Kuat di Far North Selandia Baru


Mengapa letusan gunungnya sangat eksplosif?

Menurut Profesor Shane Cronin, lapisan tipis uap umumnya terbentuk di antara magma dan air. Jika magma naik ke air laut secara perlahan bahkan pada suhu sekitar 1200 derajat Celsius, lapisan isolasi bisa terbentuk dan memungkinkan permukaan luar magma mendingin.

Tetapi proses itu tidak terjadi ketika magma keluar dari permukaan tanah, penuh dengan gas vulkanik.

Ketika magma memasuki air dengan cepat, setiap lapisan uap pecah dengan cepat dan membuat magma panas berkontak langsung dengan air dingin.

Peneliti gunung berapi menyebut peristiwa itu "interaksi bahan bakar-pendingin", yang dampaknya mirip dengan ledakan senjata kimia.

Ledakan yang sangat dahsyat mengoyak magma, dan reaksi berantai pun terjadi. Fragmen magma baru mengekspos permukaan interior panas ke air, ledakan terjadi berulang.

Besarnya tekanan partikel vulkanik yang dimuntahkan, menciptakan ledakan yang berkecepatan supersonik.

Baca juga: PM Selandia Baru: Letusan Gunung Berapi Tonga Sebabkan Kerusakan Signifikan, tapi Tak Ada Kematian

Dua letusan Hunga sebelumnya

Letusan 2014/2015 menciptakan kerucut gunung berapi, bergabung dengan dua pulau tua di Hunga, dan menciptakan pulau gabungan sepanjang sekitar 5 km.

Pada 2016, Profesor Shane Cronin dan timnya mengunjungi lokasi itu, dan menemukan bahwa letusan bersejarah sebelumnya hanyalah pembuka dari aktifitas vulkanik utama.

Halaman:

Terkini Lainnya

Internasional

Internasional
India-Pakistan Memanas, Anak-anak di Kashmir Ikuti Latihan Darurat

India-Pakistan Memanas, Anak-anak di Kashmir Ikuti Latihan Darurat

Global

Internasional
Konflik India Vs Pakistan Bisa Picu Perang Nuklir, Begini Dampaknya ke Dunia

Konflik India Vs Pakistan Bisa Picu Perang Nuklir, Begini Dampaknya ke Dunia

Global
Ingat Kapal Mewah Bayesian yang Tenggelam? Bangkainya Akan Diangkat

Ingat Kapal Mewah Bayesian yang Tenggelam? Bangkainya Akan Diangkat

Global

Internasional

Internasional
Israel Kebakaran Hebat, Warga Berhamburan Cari Perlindungan

Israel Kebakaran Hebat, Warga Berhamburan Cari Perlindungan

Global
Konflik Makin Panas, Pakistan Tembak Jatuh Drone Pengintai India

Konflik Makin Panas, Pakistan Tembak Jatuh Drone Pengintai India

Global
AS-Ukraina Teken Kesepakatan Mineral, Apa Isinya?

AS-Ukraina Teken Kesepakatan Mineral, Apa Isinya?

Global
Kepala Rabi Ukraina Minta Trump Terus Dukung Kyiv lewat Sebuah Lagu

Kepala Rabi Ukraina Minta Trump Terus Dukung Kyiv lewat Sebuah Lagu

Global
WNI 23 Tahun Meninggal dalam Ajang Lari di Singapura, Sempat Kolaps dan Ditolong Seseorang

WNI 23 Tahun Meninggal dalam Ajang Lari di Singapura, Sempat Kolaps dan Ditolong Seseorang

Global
100 Hari Menjabat, Trump Masih Sering Salahkan Biden

100 Hari Menjabat, Trump Masih Sering Salahkan Biden

Global
Setelah Perang Tarif, AS Hubungi China untuk Berdialog

Setelah Perang Tarif, AS Hubungi China untuk Berdialog

Global
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau