SINGAPURA, KOMPAS.com – Pemerintah Singapura mengumumkan peraturan terbaru menanggapi melonjaknya kembali kasus harian Covid-19 terutama kasus komunal.
Gugus Tugas Covid-19 memerintahkan, efektif mulai Sabtu (1/5/2021) bahwa warga "Negeri Singa” membatasi acara kumpul-kumpul maksimal dua acara dalam sehari.
Jumlah yang berkumpul diminta agar sekecil mungkin dan tidak bertemu orang yang berbeda-beda.
Baca juga: Singapura Tutup Sementara 6 Masjid Setelah Dikunjungi Penderita Covid-19
Untuk mencegah penyebaran lebih jauh virus corona Singapura, pemerintah juga menginstruksikan warga membatasi keluar rumah kalau tidak perlu terutama menghindari tempat-tempat yang ramai.
Pusat-pusat perbelanjaan yang kerap ramai dikunjungi seperti Lucky Plaza yang terletak di surga belanja Orchard Road dan Peninsula Plaza, akan kembali menerapkan kebijakan ganjil-genap berdasarkan kartu tanda penduduk pada Minggu.
Pemerintah juga telah menutup tempat-tempat yang berpotensi memicu keramaian terbuka seperti tempat BBQ dan berkemah yang terletak di taman-taman umum, rumah susun, kondominium, dan country club.
Pusat-pusat wisata seperti atraksi akan mengurangi kapasitas daya tampung pengunjung mulai dari 65 persen menjadi 50 persen.
Karyawan-karyawan dianjurkan tetap melanjutkan bekerja dari rumah atau Work from Home (WFH).
Baca juga: Go International, UMKM Jawa Tengah Masuk Pasar Singapura
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menegaskan, kebijakan pengetatan harus diterapkan untuk mencegah Singapura kembali dalam status circuit breaker atau lockdown parsial.
Kewaspadaan juga ditingkatkan setelah kemunculan varian baru Covid-19.
“Kita memonitor perkembangan Covid-19 di Singapura, kondisi dapat kembali memburuk kapan pun dengan cepat.” ucap Lee.
PM berusia 69 tahun itu mewanti-wanti penanganan Covid-19 Singapura dan pemulihan ekonomi "Negeri Merlion" akan mengalami pukulan telak, jika negeri kota itu kembali memberlakukan circuit breaker.
“Jangan melakukan kesalahan yang dilakukan negara lain, merayakan terlalu dini, bersantai terlalu cepat, lengah tidak berjaga-jaga, sehingga terjadi gelombang baru Covid-19, yang kebanyakan lebih buruk dari gelombang sebelumnya, memerlukan kebijakan drastis untuk memutusnya.” Lee menyampaikan.
Setelah 10 bulan hampir tanpa kasus di masyarakat, Singapura diguncang oleh melonjaknya kasus komunal Covid-19 ke dua digit dalam sepekan terakhir.
Klaster terbesar berasal dari Rumah Sakit Tan Tock Seng di distrik Novena, Singapura Tengah.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Singapura Tembus 2 Digit, Pertama Kali dalam 10 Bulan