优游国际

FLORIDA, KOMPAS.com - Sebuah pesawat membawa spanduk panjang di ekornya mengitari langit sekitar resort golf Mar-a-Lago, pada Minggu (24/1/2021).

Dari tulisan di spanduk, pesan ditujukan pada mantan Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru saja menempati resortnya di sana. Tapi bukan sambutan yang disampaikan.

Dari foto dan video yang diambil oleh para saksi termasuk seorang reporter stasiun berita lokal CBS, spanduk yang ditarik melintasi langit itu ternyata berbunyi: "Trump, kamu pecundang yang menyedihkan kembali ke Moskwa."

Melansir The Huffington Post, spanduk kedua bertuliskan: "Trump presiden terburuk yang pernah ada."

Baca juga: Bagaimana Nasib “Tembok Trump” di Era Biden?

— Daniel Uhlfelder (@DWUhlfelderLaw)

Tidak segera jelas dalam laporan media seberapa dekat pesawat terbang ke Mar-a-Lago, atau apakah mantan presiden melihat spanduk atau menyadarinya.

Trump tidak terlalu populer di daerah tersebut. Palm Beach County, tempat Mar-a-Lago berada, memilih Joe Biden dalam pemilihan presiden.

Dukungannya 56 persen untuk Biden dibandingkan dengan 43 persen bagi Trump, meskipun kota Palm Beach mendukung Trump.

Tetangganya sempat mengancam akan mengajukan tuntutan, atas adanya pembatasan zonasi yang melarang klub tersebut digunakan sebagai tempat tinggal resmi, seperti yang dilakukan Trump.

Aksi udara anti-Trump menggemakan lelucon pada 2018 ketika presiden saat itu dan rombongannya mengunjungi resort golf Turnberry di Skotlandia.

Baca juga: Donald Trump dan Istrinya Dikabarkan Tidur Terpisah di Gedung Putih

Kritikus paralayang dari Greenpeace yang programnya dirusak oleh Trump melayang di atas kru dengan tanda bertuliskan: “Trump Well Below Par" #Resist.

Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas pesan-pesan Florida tersebut.

Sementara banyak orang di Twitter menghargai sentimen di langit Florida, yang lain mengira itu hanya buang-buang uang ... atau kemarahan.

Orang bertanya-tanya tentang pembatasan penerbangan di resor yang telah diberlakukan ketika Trump berkunjung. Tapi pembatasan itu dibatalkan setelah Trump berhenti menjadi presiden.