WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump merasa dia dicurangi pada pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS), tetapi klaimnya itu tidak disertai bukti.
Klaim tersebut ia sampaikan pada konferensi pers di Gedung Putih, yang menjadi penampilan pertamanya di depan publik dalam 36 jam terakhir.
Dalam pidatonya selama 17 menit itu, Trump melontarkan sejumlah klaim tak berdasar tentang pemilu AS dan menyudahi konferensi pers tanpa mengadakan sesi tanya jawab.
Baca juga: Update Pilpres AS: Ini Perhitungan di 5 Negara Bagian yang Tersisa
Lantas, sebenarnya bagaimana fakta yang terjadi di lapangan? Berikut penjelasannya dari AFP pada Jumat (11/6/2020).
"Kalau Anda menghitung suara sah, saya akan menang mudah. Kalau Anda menghitung suara ilegal, mereka akan mencuri pemilu ini dari kami," kata Trump.
Saat ini penghitungan suara masih berlangsung. Trump tampaknya curiga dengan surat suara yang dibuka pada hari pemilihan dan yang dihitung setelahnya.
Di beberapa negara bagian krusial, termasuk Pennsylvania - wajib dimenangi Trump untuk terpilih lagi - surat suara langsung dihitung setelah pemungutan suara ditutup pada 3 November, dan justru memberinya keunggulan besar atas Biden.
Namun, saat suara yang dikirim lewat surat dihitung, keunggulan Trump menipis. Kedua jenis penghitungan suara itu legal di pilpres Amerika.
Baca juga: Hasil Pilpres AS 2020: Biden Tinggal Tunggu Nevada dan Bersabar, Trump Masih Harus Banyak Cemas
"Saya sudah membicarakan tentang pemungutan suara lewat surat sejak lama. Itu benar-benar menghancurkan sistem kita."
"Ini adalah sistem yang korup dan membuat orang jadi korup, bahkan jika mereka tidak melakukannya, secara alami. Namun, mereka menjadi korup. itu terlalu mudah," kata Trump.
Akan tetapi, klaim Trump dibantah para pejabat AS dan pengamat internasional, yang mengatakan tidak ada penipuan.
Pemungutan suara melalui surat telah digunakan di AS jauh sebelum pandemi virus corona, dan ini adalah sistem yang sudah dicoba dan tahun ini diperluas.
Baca juga:
"Tidak ada dasar untuk teori konspirasi bahwa pemungutan suara melalui surat menimbulkan penipuan," kata Ellen Weintraub dari Komisi Pemilihan Federal AS (FEC), dalam satu dari 66 twitnya pada Mei, saat Trump gencar menyalahkan metode pemilu Amerika 2020 itu.
"Kami menanggapi semua ancaman terkait pemilu dengan serius," kata Direktur FBI Christopher Wray saat bersaksi pada 24 September di sidang keamanan nasional Senat.
"Kami belum melihat, sepanjang sejarah, upaya penipuan pemilih nasional yang terkoordinasi dalam jumlah besar, baik melalui surat maupun lainnya."
"Kami menang di semua lokasi utama, sebenarnya lebih banyak, dan kemudian secara ajaib jumlah kami mulai berkurang diam-diam," klaim presiden ke-45 AS tersebut.
Trump mengeklaim juga telah memenangi battleground di Pennsylvania dan Georgia dengan banyak suara, juga menang di Michigan.
Suami Melania itu memang sempat unggul di ketiga negara bagian tersebut, tetapi keunggulannya menyusut saat suara dari surat dihitung.
Baca juga: Beberapa Jaringan TV Hentikan Siaran Langsung Pidato Trump karena Berisi Disinformasi Pilpres
Biden sekarang unggul telak di Michigan, dan dengan cepat memperkecil ketertinggalan di Pennsylvania.
Sementara itu, keunggulan Trump di Georgia turun jadi selisih 0,1 saja saat dia berpidato.
"Ini adalah kasus di mana mereka mencoba mencuri pemilu, mereka coba mencurangi pemilu," kata presiden tentang lawan-lawannya, tetapi tak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut.
"Kami mempertahankan Senat meski memiliki kursi dua kali lebih banyak untuk dipertahankan dari Demokrat," ujar Trump.
Dengan suara yang masih dihitung dan setidaknya ada satu putaran lagi, kontrol definitif dari majelis tinggi legislatif AS belum ditentukan.
Pada Jumat (6/11/2020) pukul 09.30 WIB, Demokrat dan Republik masih sama kuat 48-48 menurut The New York Times.
Baca juga: Jika Kalah dalam Pilpres AS 2020, Bisakah Trump Kembali Maju di 2024?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.