MOSKWA, KOMPAS.com - Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov yang sebelumnya dikabarkan dirawat di rumah sakit Moskwa karena diduga terinfeksi virus corona terkenal sebagai sosok tangan besi.
Peraturannya yang terkenal di Chechnya terkait wabah virus corona yaitu pemecata bagi petugas medis mana pun yang mengeluh tentang kurangnya APD.
Dilansir Moscow Times, sejak mengambil alih kepemimpinan di Chechnya, Kadyrov, yang secara resmi ditunjuk sebagai presiden wilayah itu pada 2007 setelah dia berusia 30 tahun, telah dengan kejam memberantas pemberontakan Islam yang bertahan lama, dan segala bentuk perbedaan pendapat.
Baca juga: Pemimpin Republik Chechnya Diduga Positif Covid-19
Dokter yang mengeluhkan kurangnya APD pada pekan lalu diminta untuk menarik kembali pernyataannya dan ditayangkan di kanal TV pro-Kadyrov.
Ketika seorang jurnalis untuk surat kabar independen Novaya Gazeta melaporkan secara kritis tentang ketentuan rumah sakit di Chechnya, Kadyrov menyerukan kekerasan terhadap jurnalis tersebut.
Dia juga menyamakan orang-orang Chechnya yang tidak mengisolasi diri di tengah pandemi Covid-19 dan menginfeksi orang lain sebagai "teroris" yang harus dikubur dalam lubang.
Baca juga: Pemimpin Chechnya: Pelanggar Karantina Virus Corona Harus Dibunuh
Di dalam pemerintahan Kadyriv, terlepas dari tradisi sekuler Rusia, dia telah berupaya untuk memaksakan nilai-nilai Islam.
Nilai-nilai itu seperti mendesak perempuan untuk mengenakan jilbab dan memperbolehkan pria untuk melakukan poligami hingga empat istri, padahal poligami dilarang di bawah hukum Rusia.
Kadyrov mengklaim LGBTQ tidak diperbolehkan ada di Chechnya. Sejumlah laporan dari kalangan LGBTQ mengatakan bahwa mereka mendapat serangkaian tindakan penculikan dan penyiksaan yang dilakukan lembaga penegak hukum.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.