ROMA, KOMPAS.com - Peneliti Italia meminta pemerintah untuk menggelar tes psikologi bagi sejumlah warga yang hendak dijadikan sampel.
Sebabnya, mereka ingin meneliti seberapa lama masyarakat Negeri "Pizza" bisa bertahan di rumah saja selama lockdown untuk mencegah virus corona.
Baca juga: Klan Mafia Italia Manfaatkan Situasi di Tengah Wabah Virus Corona
berdasarkan laporan Corriere della Sera dikutip AFP Senin (20/4/2020), peneliti ingin memahami seberapa jauh rakyat Italia bertahan dari lockdown selama virus corona.
Perdana menteri Giuseppe Conte dilaporkan akan mengumumkan paket kebijakan baru panduan sosial, yang mencakup tes psikologi.
Negeri "Pizza" menjadi negara pertama yang menerapkan karantina wilayah pada awal Maret begitu Covid-19 menerjang. Langkah yang diikuti negara lainnya.
Berpopulasi 60 juta, negara itu melarang penduduknya untuk keluar rumah lebih dari 200 meter tanpa disertai alasan yang jelas.
Selama karantina itu, peneliti khawatir dengan lansia atau kalangan rentan setelah laporan mengenai penyiksaan di rumah tangga merebak.
Pemerintahan Conte memperdebatkan bagaimana mereka bisa membuka kembali ekonomi dan mencabut karantina tanpa ditemukannya vaksin.
Covid-19 itu secara resmi membunuh 23.660 di Italia, jumlah korban terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).
Sejumlah pakar menyatakan, angka tersebut bisa saja mengalami kenaikan karena ada juga orang meninggal tanpa sempat dites virus corona.
PM Conte diprediksi akan mengizinkan orang untuk meninggalkan rumah dengan berbagai alasan, setelah lockdown berakhir 4 Mei mendatang.
Baca juga: Sempat Jadi Rumah Duka Saat Covid-19, Gereja di Italia Akhirnya Kosong Peti Jenazah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.