KOMPAS.com – Nonton film di bioskop rasanya tak lengkap jika tidak sambil makan camilan. Salah satu yang paling populer adalah popcorn.
Setiap bioskop menyediakan outlet yang menjual aneka camilan seperti popcorn, soda, hotdog, nachos, dan masih banyak lagi.
Namun sebenarnya, bioskop pada masa awal tak serta merta langsung menyediakan outlet penjualan camilan tersebut.
Baca juga: Sejarah Frozen Food, Terinspirasi dari Suku Inuits Asal Amerika
Lantas, bagaimana sejarahnya popcorn dan aneka camilan lain bisa jadi bagian tak terpisahkan dari bioskop?
Seperti dilansir , ada beberapa bioskop kecil yang disebut Nickelodeon di Amerika Serikat (AS). Bioskop jenis ini mulai bermunculan di kota-kota kecil di AS pada awal 1900-an.
Pengunjung bisa menonton film-film bisu dengan harga lima sen dollar AS saja.
Biasanya pengunjung akan ditemani dengan permainan piano atau organ. Namun belum ada makanan yang tersedia.
Baca juga: Bawa Makanan dari Luar Bioskop, Bagaimana Aturan Sebenarnya?
Alhasil, para pengunjung membeli makanan dan minuman dari restoran terdekat. Mereka masih bisa membawa makanan dan minuman tersebut langsung ke dalam area Nickelodeon.
Saat itu, Nickelodeon bahkan mengizinkan para pedagang makanan dan minuman untuk masuk ke dalam area nonton. Mereka berkeliling menjual camilan manis dan gurih seperti popcorn dan aneka kacang.
Kemudian sekitar tahun 1920-an sampai 1930-an, bioskop kecil ini tergantikan dengan munculnya bioskop yang lebih mewah. Penampakannya mirip dengan istana-istana ala Eropa.
Gedung bioskop mewah dengan lorong-lorong dari marmer, lampu gantung kristal, ruang biliar, bahkan ruang penitipan anak.
Bioskop jenis ini tidak mengizinkan para penonton makan di dalam bioskop karena dianggap berantakan dan mengganggu.
Baca juga: Makanan Paling Aneh yang Pernah Diseludupkan Penonton Bioskop Indonesia
Namun para pengunjung saat itu mengabaikan aturan tersebut dan tetap menyelundupkan aneka camilan.
Beberapa merek camilan klasik Amerika Serikat yang sering diabwa ke Bioskop adalah cokelat Baby Ruth, Goobers, Milk Duds, Raisinets, Bob White, Twizzlers, dan Classic Raspberry Vines.
Memasuki masa Depresi Besar (The Great Depression) pada 1929 banyak masyarakat Amerika Serikat saat itu mengalami kesulitan ekonomi.