KOMPAS.com - Saat makan di restoran steak atau beli daging premium, biasanya akan ditanya perihal peringkat daging yang ditawarkan.
Daging wagyu jepag terbagi dalam sistem klasifikasi. Semakin tinggi peringkat daging maka harganya semakin tinggi. Hal ini dijamin dari kelezatan rasa daging itu.
Sistem penilaian daging wagyu punya standardisasi khusus yang ditetapkan oleh Japanese Meat Grading Association.
Baca juga: Daging Wagyu Dilumuri Nutella, Gordon Ramsay Meradang di TikTok
Sistem penilaiannya pun ditetapkan berdasarkan beberapa faktor khusus. Peringkat wagyu dibagi menjadi dua faktor, yaitu peringkat huruf (A sampai C) dan peringkat angka (1 hingga 5).
Dilansir dari , peringkat huruf ini disebut dengan Yield Grade dan peringkat angka disebut dengan Quality Grade.
Peringkat huruf menunjukkan hasil daging sapi, yaitu seberapa banyak daging berkualitas yang bisa dihasilkan dari satu bagian sapi.
Peringkat huruf juga menjadi indikasi seberapa bagus sapi tersebut dibesarkan dan dirawat oleh peternak.
Baca juga: Kini Bisa Pesan Paket Masak Wagyu Jepang A5, Makan ala Fine Dining di Rumah
Daging yang mendapatkan peringkat A biasanya berarti berasal dari sapi yang merupakan sapi wagyu berdarah murni.
Sementara peringkat B biasanya untuk sapi wagyu blasteran. Peringkat C biasanya untuk daging sapi Angus atau Wholestain.
Peringkat angka dalam penilaian ini ditentukan berdasarkan tiga faktor.
Semuanya dinilai secara visual, yakni warna daging, tingkat ketegasan daging dan kehalusan tekstur daging, dan warna dari lemak yang terdapat pada daging.
Pada dasarnya, daging yang baik akan punya warna merah terang dengan lemak berwarna putih.
Setiap faktor ini kemudian dinilai dengan skala 1 hingga 5. Dengan angka satu jadi paling rendah dan angka lima yang paling bagus.
Faktor terakhir untuk menentukan peringkat daging wagyu adalah marbling dalam Bahasa Jepang disebut sashi.