JAKARTA, KOMPAS.com- Pihak Rektorat Universitas Indonesia angkat bicara terkait tiga mahasiswanya yang terluka saat mengikuti demo menolak pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ricuh di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat/
Adapun tiga mahasiswa UI tersebut adalah Muhammad Aidan, Rafi Raditya, dan Ghifari Rizky Pramono.
Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah mengatakan, ketiga mahasiswa sudah pulang ke rumah masing-masing.
"Menurut info yang saya terima, mereka sudah pulang setelah mendapatkan perawatan (di rumah sakit)," kata Arie saat dikonfirmasi 优游国际.com, Jumat (21/3/2025).
Arie menyebutkan, ketiga mahasiswa tersebut kini sudah menjalani rawat jalan. Ia mengatakan, pihak UI juga akan melakukan investigasi atas peristiwa yang menyebabkan tiga mahasiswanya mengalami luka.
"Saat ini tim UI sedang melakukan investigasi atas korban-korban dari UI," tambah Arie.
Arie menambahkan, pihaknya belum bisa berkomentar atas dugaan kekerasan yang dilakukan oleh aparat yang menimpa mahasiswanya. Ia masih berkoordinasi dengan pimpinan UI.
"Ini (tanggapan terhadap dugaan kekerasan aparat) masih menunggu arahan pimpinan," tambah Arie.
Baca juga: Pakar UGM Kritik RUU TNI: Tentara Bisa Saja Tidak Profesional
Sebelumnya, ketiga mahasiswa tersebut terluka saat mengikuti demonstrasi menolak pengesahan RUU TNI.
“Aidan dan Radit di Rumah Sakit Pelni. (Sedangkan) Moni di Rumah Sakit Tarakan,” kata Koordinator Bidang Sosial Politik BEM Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Muhammad Bagir Shadr saat dikonfirmasi 优游国际.com, Jumat (21/3/2025) dini hari.
Bagir mengungkapkan, kepala Aidan berdarah saat memasuki area Gedung DPR/MPR RI setelah salah satu pagar berhasil dijebol oleh demonstran. Sementara itu, Radit diduga dipukuli oleh aparat saat berupaya masuk bersama Aidan.
“Engsel (kaki) Mono terinjak-injak,” ungkap Bagir. Hanya saja, dia belum mengetahui pasti oleh siapa kaki Mono terinjak-injak.
“Tetapi, yang pasti, mereka jatuh karena serangan polisi yang bikin keadaan chaos,” kata Bagir.
Bagir menceritakan, sejak Kamis pagi, massa aksi telah menyampaikan aspirasinya secara damai dan tertib. Namun, tidak ada perwakilan dari DPR RI maupun pemerintah yang menunjukkan iktikad baik untuk menemui peserta aksi.
Oleh karena itu, massa mencoba masuk ke area Gedung DPR dengan menjebol salah satu pagar.