PADA 21 Oktober 2024, Presiden ke 8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto resmi melantik para menteri dan wakil menteri yang akan membantunya dalam kabinet.
Salah satu sosok yang cukup menyita perhatian banyak orang adalah sosok Stella Christie, seorang ilmuwan lulusan Harvard University yang didaulat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih.
Stella Christie dengan mudah menjadi media darling karena penampilannya yang ikonik. Kaca-matanya yang anti-mainstream bahkan sempat viral dan ramai dibahas di Tiktok.
Namun, bukan hanya kacamata yang membuat beliau benar-benar terlihat menonjol. Latar belakang mentereng ilmu dan kepakaran yang membuat beliau benar-benar menonjol.
Stella, sebelum diangkat menjadi wakil menteri, sehari-hari bekerja sebagai seorang Profesor dan Ilmuwan "Cognitive Science" dari Tsinghua University, kampus yang berada di urutan ke 12 dalam daftar kampus terbaik di dunia.
Tsinghua University merupakan kampus paling prestisius di China. Figur-figur besar di China, seperti Presiden Xi Jinping merupakan lulusan dari kampus tersebut.
Dalam setiap kesempatan wawancaranya, Stella Christie seringkali ditanya perihal Cognitive Science. Bidang ilmu yang menjadi fokus bidang risetnya.
Tampaknya banyak orang yang penasaran dengan bidang ilmu ini. Sebetulnya apa itu Cognitive Science?
Stella, dalam interview, menganalogikan bahwa Cognitive Science sama seperti gado-gado karena merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu, antara lain ilmu Psikologi, Antropologi, Filsafat, Linguistik, Ilmu Komputer hingga Artificial Intelligence.
Lantas, apa bagian paling menarik dari Cognitive Science?
Bagian paling menarik dari Cognitive Science adalah objek kajiannya. Bidang ilmu ini mencoba mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab tentang Intelejensi (kecerdasan) dan pikiran manusia.
Mulai dari pertanyaan yang paling kompleks seperti faktor-faktor apa saja yang membentuk kesadaran (consciousness) atau ketidaksadaran (subconciousness), hingga pertanyaan yang paling sederhana seperti bagaimana manusia mengingat sesuatu, belajar dan memproses informasi, serta melakukan penalaran dan mengambil keputusan.
Tujuan akhirnya adalah untuk memahami bagaimana pikiran (aspek kognitif) manusia itu bekerja.
Salah satu temuan dari bidang ilmu Cognitive Science yang sangat berpengaruh adalah Teori Dua Sistem Berpikir dari Daniel Kahneman.
Saking berpengaruhnya teori tersebut, Daniel Kahneman kemudian diganjar Nobel Prize Ekonomi pada 2002.