KOMPAS.com - Mohammad Ridwan Utina menjadi mahasiswa S2 tertua yang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di tahun 2024 tepatnya pada wisuda ke-130, Minggu (22/9/2024).
Ridwan lulus di usia S2 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan pada usia 61 tahun 11 bulan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97 dan menyandang predikat cum laude
Alasan Ridwan mengambil S2 Jurusan Teknik Perkapalan karena merasa tertarik pada bidang hidrodinamika kapal dan bangunan apung.
“Persepsi itu mengantarkan saya untuk melanjutkan pendidikan S2 di ITS melalui Program Degree by Research (DBR) BRIN," ujarnya.
Baca juga: Kisah Pasutri Raja dan Egi, Raih Gelar Doktor ITS Bareng
Ridwan pun memberikan beberapa kiatnya bisa lulus dengan prestasi cum laude. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah membuat topik penelitian sejak dini.
Kesiapan tersebut, kata Ridwan, berguna pada penyusunan tesis dan publikasi pada jurnal terindeks Scopus.
Selain persiapan topik penelitian, periset di Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu juga menekankan motivasi diri menjadi hal penting dalam meraih hasil sempurna.
Motivasi diri, kata Ridwan, dapat membangkitkan semangat dan dorongan untuk tekun belajar dan disiplin selama menjalani perkuliahan.
Ridwan menambahkan, manajemen waktu juga patut menjadi pertimbangan dengan mengatur manajemen waktu untuk berkuliah, bekerja, dan berkumpul bersama keluarga.
"Jangan sampai salah satu dari ketiga tanggung jawab ini terabaikan," ujarnya.
Baca juga: Perjuangan Ester Jadi Lulusan Termuda ITS, Tidak Ingin Bebani Orangtua
Ridwan mengaku dirinya tidak menyangka bisa kembali ke dunia pendidikan untuk menuntut belajar, menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Padahal Ridwan sempat khawatir akan mengalami kendala saat menuntut ilmu sempat menjadi tantangan.
"Namun, Alhamdulillah dengan niat dan tekad yang kuat dapat dilalui dengan lancar," ucapnya.
Ridwan juga bercerita mengenai tesis yang mengantarkannya meraih gelar magister di bidang engineering dan meraih IPK cumlaude.
Penelitian dari tesis tersebut bertajuk Analisa Pengurangan Tahanan Total pada Kapal Patroli Berbentuk Lambung Axe Bow dengan Metode CFD dan Uji Model.
Tesis tersebut menjelaskan bagaimana bentuk lambung axe bow dapat memengaruhi tahanan kapal yang diakibatkan oleh gelombang.
Penelitian ini telah diterapkan pada kapal patroli yang memegang peran strategis dalam menjaga keamanan perairan di Nusantara ini.
Baca juga: 4 Dosen ITS Masuk Daftar Top 2 Percent Scientist in The World
Hasilnya, diketahui fakta bahwa bentuk lambung kapal jenis ini dapat mengurangi tahanan total kapal sebesar 10-12 persen pada kapal patroli dibanding dengan bentuk lambung konvensional.
Pengurangan tahanan total kapal ini dinilai sangat menguntungkan karena dapat mengurangi power machine. Sehingga penggunaan bahan bakar dapat lebih hemat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.