优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Kisah Amrozy, Mahasiswa yang Lolos Seleksi Imam Masjid Uni Emirat Arab

优游国际.com - 24/07/2024, 12:15 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amrozy Abdillah baru berusia 22 tahun. Meski usianya masih muda ia berhasil lulus Seleksi Calon Imam Masjid Uni Emirat Arab (UEA) 2024.

Pria kelahiran 1998 ini juga memiliki keterbatasan pendengaran, namun ia mampu mencatatkan sederet prestasi, baik dalam bidang akademis maupun non-akademis.

Amrozy berbagi cerita tentang pengalamannya tetap tampil tenang dan lancar menjawab pertanyaan tiga penguji dari UEA pada seleksi tahap akhir Seleksi Calon Imam Masjid.

"Sangat bersyukur bisa tenang dan tidak grogi saat tes wawancara di depan tiga Syekh dari UEA," ungkapnya dilansir dari laman Kemenag.

Baca juga: Kisah Emil, Anak Transmigran di Sulawesi yang Kuliah Gratis di UGM

Suka seni tarik suara Islami sejak kecil

Amrozy membeberkan bahwa mental itu sudah terlatih sejak ia aktif di dunia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

"Mungkin karena saya sudah terbiasa tampil di depan umum ketika jadi peserta MTQ, sehingga bisa kuat mental," imbuhnya.

Amrozy tercatat sebagai Juara II Cabang Musabaqah Hifzil Qur’an (MHQ) 30 Juz, MTQ tingkat provinsi DKI Jakarta 2017. Pada gelaran MTQ 2019 dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) 2020 tingkat Provinsi DKI Jakarta, Amrozy berhasil meraih juara I Cabang MHQ 30 Juz dan Tafsir Bahasa Arab.

Pada STQ Nasional 2021 di Sofifi, Maluku Utara, Amrozy juga berhasil menyabet juara II cabang MHQ 30 Juz dan Tafsir Bahasa Arab.

Pria asal Sangatta, Kalimantan Timur (Kaltim) ini menuturkan kisah perjalanan hidupnya hingga bisa meraih prestasi tersebut. Amrozy bercerita, sejak kecil, ia sudah menyukai seni tarik suara Islami, dan mulai belajar menghafal Juz 30 atau surat-surat pendek.

"Sambil menempuh pendidikan formal, mulai dari SDIT (2011) dan SMP (2014) di Daarussalaam, Sangatta, Kutai Timur, Kaltim. Lanjut menghafal Al-Qur’an dari awal di Pesantren Tahfidz Qur'an Utrujah, DKI Jakarta (2015-2017)," paparnya.

Baca juga: Cerita Moses, Anak Petani Singkong Asal Toraja Kuliah Gratis di UGM

Banyak prestasi meski punya keterbatasan

Di pesantren ini, ia memulai menghafal Al-Qur’an sejak tahun 2015, dan menyelesaikan hafalannya pada 2017. Kemudian ia melanjutkan sekolah formalnya di SMA Handayani, Bekasi, Jawa Barat.

"Setelah itu, lanjut Program Diploma Dua (D2) Idad Lughawiy, di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), DKI Jakarta (2019)," imbuhnya.

Saat ini, Amrozy tengah menyelesaikan pendidikanya sebagai mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di LIPIA, DKI Jakarta, serta tercatat sebagai guru Bahasa Arab dan imam di Masjid Soleh Hawa, Ceger, Cipayung, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Perjalanan hidup Amrozy tak selalu mulus, tapi menurutnya, selalu ada solusi di setiap permasalahan.

"Saya memang memiliki keterbatasan secara fisik, tapi selebihnya Tuhan memberikan kelebihan dan kemudahan bagi saya. Saya sangat meyakini bahwa itu semua berkat keberkahan Al-Qur’an," imbuhnya.

"Berkat Al-Qur’an pula saya bisa lulus dan berangkat menjadi imam masjid di UEA. Karena di mana pun kita berdakwah, jika bersama Al-Qur’an, pasti hidup kita bermanfaat. Saya mengucapkan terima kasih kepada Kemenag telah menyelenggarakan program kerja sama ini. Program yang sangat bagus dan bermanfaat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau