KOMPAS.com - Candaan atau narasi satire 30 Februari kerap bermunculan jelang akhir bulan kedua di kalender.
Dalam kalender Gregorian atau biasa dikenal dengan kalender Masehi, tidak ada tanggal 30 Februari.
Februari hanya memiliki 28 hari, atau 29 hari ketika tahun kabisat. Namun, hal itu tidak berlaku di Swedia pada 1712.
Swedia menjadi satu-satunya negara yang pernah menerapkan tanggal 30 Februari. Bagaimana bisa?
Awalnya, Swedia memakai sistem penanggalan dari kalender Julian, yang diperkenalkan Julius Caesar pada tahun 46 Sebelum Masehi (SM).
Dikutip dari , kalender Julian memiliki 12 bulan dan 365 hari, yang dihitung berdasarkan posisi matahari.
Namun, kalender Julian dinilai kurang akurat. Penerapan penanggalan Julian membuat satu tahun menjadi 11 menit 14 detik lebih lambat dari seharusnya.
Paus Gregory XIII memperkenalkan kalender Gregorian pada 1582 untuk memperbaiki selisih waktu, dengan menyelaraskan perayaan paskah dengan titik balik musim semi.
Di masa itu, ada 11 hari perbedaan antara kalender Julian dan Gregorian.
Seiring berjalannya waktu, perbedaan kalender Julian dan Gregorian mencapai 13 hari. Perbedaannya akan mencapai 14 hari pada tahun 2100.
Selain lebih akurat, Kalender Gregorian dinilai lebih sederhana dan cocok dengan sistem ekonomi global.
Kalender Gregorian akhirnya mulai dipakai secara bertahap di beberapa negara, termasuk Swedia.
Paskah selalu diperingati setiap hari Minggu, tetapi selisih pada kalender Julian bisa membuat perhitungannya mundur.
Maka, untuk memulihkan hari Paskah tepat di hari Minggu, orang-orang Swedia akhirnya memakai kalender Gregorian.
Dilansir , Swedia berencana menyesuaikan selisih perbedaan tanggal secara bertahap dalam 40 tahun.